Prabowo dan Menhan AS Turut Bahas  Soal Tiongkok

INTERNASIONAL57 Dilihat

USA, KABARDAERAH.COM- Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto akhinya dapat berkunjung ke Amerika Serikat usai dihapus dalam daftar hitam.

Dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak pun membeberkan agenda Menhan RI itu selama ada di AS. Dahnil menyebut Prabowo akan bertemu dengan sejumlah tokoh terkait pertahanan selama berada di Amerika Serikat.

Media lokal AS melaporkan, bahwa militer Indonesia juga sedang ‘dirayu’ oleh pihak Rusia dan Tiongkok. Seorang pejabat senior pertahanan AS mendukung keputusan pemerintah menjamu Prabowo di Pentagon, di mana dia bertemu dengan Menhan AS, Mark Esper pada 16 Oktober 2020 lalu.

“Menteri Prabowo adalah menteri pertahanan yang ditunjuk oleh Presiden Indonesia, yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” ujar pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Terkait pertemuan yang terjadi diantara keduanya, dikabarkan jika Menteri Pertahanan AS itu sempat menyinggung persoalan Tiongkok.

Dikutip dari Channel News Asia, Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Mark T Esper menyatakan, pihaknya akan secara sistematis memantau dan mengelola hubungannya dengan negara-negara mitra.

Ia menjelaskan tujuannya tersebut untuk mengoordinas militer dan juga untuk memajukan penjualan senjata di AS.

Bahkan dalam pertemuan yang terjadi, Esper menekankan perlunya membangun hubungan kerjasama yang lebih dekat dengan negara demokrasi seperti Indonesia.

Sebelumnya AS juga memiliki agenda bertemu dengan pihak negara India untuk membangun sebuah kerjasama. Hal tersebut karena adanya satu pemikiran yang sama dalam masalah ideologi negara, berkaca pada Tiongkok dan Rusia.

“Kita harus bersaing dengan China dan Rusia yang industri milik negaranya dapat mempercepat ekspor militer dengan cara yang kita tidak bisa, dan kita tidak pernah mau, dalam banyak kasus,” kata Esper.

Esper pun menyambut baik inisiatif koalisi baru dengan kehadiran Menteri Pertahanan RI Letjen (Purn) Prabowo Subianto di Pentagon, Washington DC.

Lantas, Esper menyinggung soal Tiongkok yang menggunakan sikap pemaksaan dan perangkap keuangan untuk membangun aliansi dengan negara-negara lemah, seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos.

“Semakin kecil negara dan semakin besar kebutuhannya, semakin berat tekanan dari Beijing,” pungkasnya.

Para Ahli menuturkan Amerika Serikat diperkirakan akan memperbarui peringatan ke Jakarta terhadap pembelian senjata besar-besaran dari Moskow, penolakan yang sering muncul dengan mitra di seluruh dunia.

Pembelian jet tempur Rusia dapat memicu sanksi AS di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi AS (CAATSA).

“Kami meningkatkan risiko CAATSA dalam semua percakapan kami dengan Kementerian Pertahanan,” kata pejabat AS itu,” katanya. **

(Pr/im)