Ketika Tangan UAS Menyentuh Dada Prabowo

OPINI & ARTIKEL33 Dilihat

Oleh : Anton Permana

UAS (Ustad Abdul Somad) memang fenomenal. Kita semua tentu masih ingat, bagaimana diawal masa pencapresan menjadi trending topic utama untuk dipasangkan dengan Prabowo hasil ijitimak ulama. Namun dengan sangat halus UAS menolaknya tanpa ada yang tersakiti. Dan ini baru pertama terjadi di negeri ini. Seorang ulama atau tokoh bangsa menolak untuk dijadikan pasangan cawapres.

Hari ini tepat sebelum magrib tanggal 11 April 2019 UAS kembali membuat kejutan yang luar biasa bagi santero nusantara. Dialog live di TV One bersama Prabowo.

Dialog berjalan begitu mengharukan dan membuat kitapun ikut hanyut. Dialog terjadi dengan bahasa dan tutur kata yang sangat teduh dan menyejukkan. Tak ada sedikitpun aura provokasi di dalamnya.

Disini, UAS secara tak langsung memberikan kita sebuah tauladan, bagaimana seharusnya berinteraksi dengan ummaroh, tokoh bangsa. Disatu sisi memberi nasihat yang dalam, disisi lain menitipkan sebuah pesan amanah kepada calon pemimpin bangsa dengan begitu lembut. Tak pelak, Prabowo yg terkenal begitu perkasa, wibawa, tegas, keras, tampak menjadi lunak dan luluh di hadapan UAS. Amazing !

Prabowo pun memperlihatkan sesuatu yg luar biasa hari ini. Karakter seorang negarawan, militer sejati, leader yg sportif, tulus, dan berintegritas. Karakter seorang yang siap mendengar tanpa rasa sungkan apa adanya. Ibarat murid mendengar dan minta nasihat kepada gurunya. Seperti anak yang mendengar nasihat bapaknya.

Sungguh hari ini bangsa Indonesia kembali tersadarkan akan sebuah arti kesejukkan. Di tengah hiruk pikuk saling caci maki dan hujatan antar pendukung di sosial media.

Ternyata, sebuah kelembutan dapat menghasilkan energi cinta yang luar biasa. Sebuah energi positif yang seharusnya diperlihatkan para tokoh bangsa di negeri ini. Energi yang menyatukan, bukan memecah sesama anak bangsa. Memberi manfaat, bukan menjadi pangkal bala mudharat.

UAS memang beda. Perhatikan narasi dan tutur kata yg disampaikannya. Tanpa beban, tanpa dibuat-buat. Tidak mesti dengan embel-embel puja puji berlebihan. UAS berbicara apa adanya. Menyampaikan bagaimana suara dan suasana kebatinan ummat serta para ulama di seluruh nusantara. Akan kegelisahan kondisi bangsa yang semakin rusak membahayakan. Bagaimana kerinduan ummat akan sosok pemimpin yg dapat memberi ketenangan, keharmonisan kepada masyarakatnya tanpa melihat asal usul dan kubu politik, bahkan SARA.

Bukan pemimpin yang penuh trik intrik mengadu domba anak bangsa untuk menyembunyikan kebusukannya. UAS berbicara tanpa beban. Tidak seperti para ustad, kiyai, yang penuh dengan puja-puji pencitraan yang dipaksakan. Untuk menyenangkan hati majikan.

Kenapa ? Karena UAS tak ada yg perlu beliau takutkan selain Allah. Niat dan motivasinya hanya berdakwah dan menyampaikan aspirasi ummat. Tak ada kaitan dengan delik pidana, sanderaan kasus, atau iming-iming duniawi lainnya.

UAS tetap konsisten dengan pendiriannya. Menjadi suluh dalam kegelapan, menjadi cahaya bagi ummat dalam setiap aktifitas dakwahnya.

Pesan UAS pada Prabowo pun tidak muluk-muluk. Hanya bagaimana Prabowo selalu dekat dengan para Ulama, mencintai rakyat, berlaku adil untuk semua dan takutlah pada Allah. Masya Allah..

Tidak hanya itu. Ketika para tokoh dan politisi kebanyakan berlomba dekat dengan kekuasaan untuk kepentingan jabatan dan uang. UAS justru terbalik, dengan meminta agar kalau Prabowo jadi Presiden nanti jangan pernah mengundangnya ke Istana dan jangan pernah memberinya jabatan apapun dalam pemerintahan. Amazing !

Sontak permintaan ini seperti tamparan keras bagi kita semua. Bagaimana UAS seakan mengajarkan kita bahwa dunia itu tak berarti apa-apa di dalam kehidupannya. Ini seharusnya membuat malu para tokoh dan politisi yang justru mau berbuat apa saja demi jabatan dan uang. Subbahanallah.

Tidak hanya kita, Prabowo pun tampak tercekat dan susah menahan perasaannya. Antara haru dan bercampur takjub. Sampai akhirnya dengan lembut dan tulus, UAS meletakkan tangan kanannya di dada kiri Prabowo seraya membacakan lafaz Laillahha Ilallah.

UAS seakan ingin mengharmoniskan antara lafaz zikrullah seiarama dengan detak jantung Prabowo. Artinya apa, UAS seakan ingin menyalurkan energi lafaz Allah agar selalu berada dalam setiap detak jantung Prabowo. Agar Prabowo selalu ingat Allah. Agar ketika memimpin Indonesia ke depan Prabowo selalu menghadirkan Allah dalam setiap detak nafas dan kebijakannya.

Terakhir, UAS juga tampak begitu lega dan plong hatinya. Karena telah menyampaikan pesan amanah dari jutaan ummat dan juga para ulama sholeh yang tentu saja butuh keberanian yg luar biasa untuk menyampaikannya kepada Prabowo secara terbuka seperti ini.

Mengingat kondisi rezim penguasa saat ini yang semakin brutal dan otoriter. Rezim super panik karena tahu kapalnya akan tenggelam. Dialog UAS dan Prabowo hari ini pasti akan sangat menyakitkan hati penguasa sekarang.

Karena UAS bagaikan ledakan bom atom dahsyat yang jatuh tepat ketika benteng pertahanan terakhir rezim ini mau roboh. Apakah UAS akan dibiarkan begitu saja ? Sebagaimana perlakuan rezim ini terdahulu kepada para ulama yang tidak mau tunduk dan sejalan dengan kepentingannya ? Wallahu’alam.

Namun tampaknya UAS sudah mempersiapkan dirinya dengan segala resiko yang akan dihadapinya kedepan. Dengan berserah diri kepada Allah sepenuh dirinya. Karena UAS tidak lebih dari menyampaikan pesan amanat bangsa Indonesia khususnya ummat Islam.

Terimakasih UAS. Terimakasih Tuan Guru kami yang mulia. Engkau telah memberikan contoh tauladan yang luar biasa kepada bangsa Indonesia. Engkau telah memperlihatkan wajah Islam yang sangat sejuk, teduh, berintegritas, dan elegan kepada dunia. Sangat jauh dengan apa yang distigmakan para musuh Islam selama ini.

InsyaAllah, pertemuan Dua energi hebat hari ini menjadi tanda-tanda kemenangan dari Allah SWT. Tanda kemenangan bagi bangsa Indonesia. Agar kembali bersatu dalam keharmonisan dan kemenangan. InsyaAllah. **