MAHASISWA KKN UNAND : CEGAH STUNTING DARI AKARNYA

Kabardaerah.com – Stunting adalah ancaman bagi negara kita. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya angka kemiskinan, memperlebar tingkat ketimpangan dan yang lebih parah dari itu semua adalah Indonesia berpotensi kehilangan SDM yang berkualitas. Meskipun begitu, hal tadi tidak akan terjadi begitu saja apabila seluruh masyarakat Indonesia mau bekerjasama dan saling berkomitmen untuk mencegah stunting dari akarnya. Inilah saatnya kami Mahasiswa KKN sebagai generasi muda menyelamatkan negara.

Mahasiswa KKN UNAND yang ditempatkan di Nagari Batahan, Kecamatan Ranah Batahan, Pasaman Barat bekerja sama dengan jajaran Puskesmas Silaping memberikan pengetahuan dini kepada siswa-siswi SD/SMP/SMA sederajat di Nagari Batahan sebagai  gebrakan awal dalam proses penurunan angka stunting di Provinsi Sumatera Barat.

Sesuai dengan yang disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansyarullah, penekanan angka stunting di Sumatera Barat diharapkan mampu dibawah 14%, yang pada saat ini berada pada angka 25%. Dengan demikian, prevalensi stunting di Sumatera Barat menjadi fokus KKN PPM UNAND 2023. Program stunting ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian sosial mahasiswa dan memecahkan permasalahan yang hadir dalam masyarakat.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, Pasaman Barat menempati urutan pertama angka stunting di Sumatera Barat yaitu sekitar 35,5% dimana untuk jumlah anak stunting di wilayah kerja Puskesmas Silaping yaitu ada 83 orang anak. Sementara angka stunting di Nagari Batahan sendiri ada 19 orang anak.

“Pencegahan stunting tidak hanya dilakukan pada ibu-ibu yang sedang hamil, tetapi harus diatasi mulai dari akarnya seperti pada remaja usia sekolah yang pada saat ini banyak mengalami anemia, padahal ibu yang anemia merupakan faktor risiko untuk terjadi stunting,” ucap seorang dokter di Puskesmas Silaping. Pernyataan dokter tersebut sesuai dengan laporan WHO, dimana prevalensi anemia perempuan di Indonesia yaitu sebesar 23,9%, terbagi atas prevalensi anemia pada perempuan umur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan umur 15-25 tahun sebesar 18,4%. Remaja putri yang menderita anemia akan mengalami pertumbuhan yang terhambat, semangat belajar yang menurun, mudah terserang penyakit, dan jika saat hamil akan berisiko BBLR.

Tingginya prevalensi stunting disertai faktor resiko anemia yang tinggi pada remaja putri melatarbelakangi perumusan kegiatan Aksi Bergizi oleh Puskesmas Silaping dan Mahasiswa KKN PPM UNAND di Ranah Batahan sebagai upaya mencegah gizi buruk. Selain itu, program Aksi Bergizi sudah dicetuskan oleh UNICEF dan Kementerian Kesehatan. “Aksi Bergizi ini sebelumnya memang sudah dicetuskan oleh UNICEF dan Kemenkes, namun disini kami selaku mahasiswa KKN akan menambahkan penyuluhan stunting didalamnya,” kata Cici seorang Mahasiswa KKN PPM UNAND dari jurusan Kedokteran.

Sasaran dari kegiatan bergizi ini adalah sekolah SD/SMP/SMA sederajat yang ada di Nagari Batahan. Kegiatan ini dilakukan di enam sekolah yaitu MAS IB Silaping, MAM Silaping, SDN 01 Ranah Batahan, SDN 09 Ranah Batahan, MTS IB Silaping, dan SDN 16 Ranah Batahan.

Kegiatan Aksi Bergizi yang dilaksanakan pada jam 07.00 WIB – 10.00 WIB ini diawali dengan senam bersama yang dilanjutkan dengan penyuluhan gizi seimbang dan anemia oleh pihak puskesmas, sedangkan mahasiswa KKN memberikan makanan tambahan kepada siswa/i. Selanjutnya, mahasiswa KKN melakukan penyuluhan pencegahan stunting serta pembagian leaflet kepada siswa/i. Setelah kegiatan di lapangan selesai, siswa/i diminta masuk ke dalam kelas, dimana selama di dalam kelas akan diberikan tablet tambah darah pada siswi perempuan. Setelah dijelaskan cara mengkonsumsi tablet tambah darah tersebut, pihak puskesmas dan mahasiswa memeriksa isi bekal para siswa/i untuk melihat apakah sudah sesuai dengan “isi piringku” atau tidak.

Dengan mengerahkan kemampuan terbaik yang dimiliki, Mahasiswa KKN PPM UNAND dan juga jajaran Puskesmas Silaping berharap agar penurunan angka stunting di Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kecamatan Ranah Batahan dapat terealisasi.

Penulis : Risa Fardila (Kesehatan Masyarakat), Cici Monika (Kedokteran), Selvana Varissa (Akuntansi)