Kampus Adalah Laboratorium untuk Menempa Diri, Dempo: Siapkan 100 Parlemen Muda 2029

ADVERTORIAL, BENGKULU174 Dilihat

Bengkulu,kabardaerah.Com-Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler, S.IP, M.AL, mengatakan sudah saatnya mahasiswa membuat budaya belajar Legislatif. Karena saat menjadi mahasiswa harus mengetahui peran fungsi anggota Legislatif.

Kampus merupakan laboratorium tempat belajar untuk menempa dan memantaskan diri, serta meningkatkan ilmu pengetahuan. Ini dipaparkan Dempo saat menjadi pemateri Sekolah Legislatif Mahasiswa di Universitas Bengkulu (UNIB) yang digsgss Dewan Perwakilan Mahasiswa UNIB, di Gedung Rektorat Unib, Rabu (4/10).
Lanjut dia, jangan sampai setelah selesai manjadi mahasiswa tidak mengetahui apa itu peran dan fungsi DPR. Meskipun nanti menjadi anggota DPR ataupun menjadi tokoh masyarakat, setidaknya mengetahui dan paham apa agenda dan fungsi DPR. “Makanya penting belajar tentang Legislatif,” ujar Dempo.

Disisi lain, Dempo mengharapkan kepada mahasiswa UNIB untuk membuktikan kalau branding UNIB sebagai kampus terbaik di Bengkulu sesuai dengan kualitas lulusannya. Caranya mahasiswa UNIB harus giat melakukan kegiatan positif dan membuktikan nilai akademis yang baik.

“Mahasiswa harus membuktikan Unib itu kampus terbaik di Bengkulu. Jangan sampai hanya sebatas selogan yang tidak ada isinya,” jelas Dempo.

Dengan adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unib, kata dia, mampu melahirkan mahasiswa yang handal, hebat serta berkualitas. Dempo juga menyampaikan saat ini dirinya sedang mengagendakan untuk menciptakan anggota Legislatif mudah di Indonesia.

“Semoga tercipta teman-teman mahasiswa yang handal, hebat dan berintegritas. Saya sedang susun agenda juga menyiapkan 100 Parlemen muda 2029,” kata dia.

Menanggapi terkait dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang memberi ruang pendidikan politik di Kampus, menurut Dempo, Kampus memang harus menjadi ruang pendidikan politik. Namun tidak boleh menjadi tempat kampanye politik.

Karena itu harus dibedakan pendidikan politik dengan politik praktis. Yang mana pendidikan politik itu memberi pemahaman kepada mahasiswa dan rakyat melalui politik.

“Mahasiswa merupakan agent of change dan agen kontrol sosial. Jadi sudah selayaknya mahasiswa diberikan pemahaman politik agar mengetahui fungsi kawan-kawan di parlemen dan fungsi politik Sehingga mahasiswa menyampaikan kepada rakyat siapa orang yang layak duduk di parlemen,” tegasnya.

Bagian lain, Wakil Rektor IV Universitas Bengkulu, Dr. Ardilafiza, S.H., M.Hum yang juga sebagai materi, mengatakan daya kritis mahasiswa saat ini terjadi penurunan. Lantaran tidak dengan cepat beradaptasi dengan kecanggihan teknologi.

Maka saat ini mahasiswa banyak yel-yelnya saja daripada tindakan. Seharusnya pengembangan diri saat ini tidak bisa seperti metode yang lama. Dimana pada era Revolusi Industri saat ini mahasiswa harus bisa revolusi diri, sehingga memahami cara mengkritik yang baik.

“Kita sadari saat ini daya kritis mahasiswa sudah menurun. Seharusnya mahasiswa harus revolusi diri, agar mengetahui cara mengkritik yang baik dan dimana tempat kritik yang benar,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, mengkritik yang benar, tidak harus turun ke jalan, karena turun ke jalan merupakan pilihan terakhir. Maka sebelum itu, harus menggunakan sarana digitalisasi yang ada. Tapi itu jarang digunakan mahasiswa saat ini.

Menurut Ardilafiza, mahasiswa harus menjadi mahasiswa sebagai insfrastruktur politik dari negara, sehingga bisa mengontrol dan bisa menjadi daya tekan terhadap kebijakan yang dirasa tidak menguntungkan masyarakat.“Kalau suara masyarakat tidak muncul di permukaan hanya di kampus saja, itu tidak berarti apa-apa,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua DPM Unib, Dalvixto, acara ini merupakan kegaitan awal. Dan nanti akan ada kegiatan lain untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa peran dan fungsi Legislatif. Sehingga bisa diterapkan di DPM Unib dan meningkatkan kesadaran peran fungsi mahasiswa.

“Kita akan adakan lagi kegiatan sekolah Legislatif. Ini untuk meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa tentang fungsi Legislatif. Nanti dapat diterapkan di DPM kampus,” demikian Dalvixto.(kd)adv