Stefanus Asat Gusma Hengkang dari PDIP, Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ?

JAKARTA,KABARDAERAH.COM-Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma mundur dari partai politik besutan Megawati Soekarno Putri. Langkah Gusma demikian ia disapa, mengikuti jejak Maruarar Sirait yang sudah lebih dulu keluar pamit dari partai berlambang Banteng Moncong Putih itu.

“Iya, saya sudah pamit. Saya sudah sampaikan permohonan maaf, ucapan terimakasih dan sudah pamit dengan senior-senior saya di partai,” kata Gusma dalam keterangan kepada awak media di Jakarta.

“Sempat mengirim text WA, dan saya juga membuat surat pengunduran diri sebagai pengurus Badiklatpus,”ujar Gusma.

Gusma yang juga mantan ketua DPP KNPI, mengatakan, saat ini aktif mendampingi komunitas relawan memenangkan pasangan calon presiden Prabowo-Gibran. Dia menginisiasi dan membina komunitas Solidaritas Anak Muda untuk Keberagaman dan Toleransi Indonesia (Sakti).
Belakangan Gusma terlihat kerap mendampingi Gibran saat kunjungan kampanye ke berbagai tempat.

Saat cawapres nomor urut 2, Gibran Raka Buming Raka berkunjung ke NTT Gusma pun ikut mendampingi putra sulung presiden Joko Widodo.
Pada kesempatan lain, saat acara kick off gerakan door to door 2 juta rumah SAKTI sebagai langkah menggaet suara untuk memenangkan paslon Prabowo dan Gibran, di Kota Solo, Kamis (11/1/2024) yang lalu.

Stefanus Asat Gusma,Kader PDI Perjuangan (dok/Istimewa)

Gusma mengatakan, alasan mundur dari PDIP karena punya perbedaan pandangan dengan Partai ihwal Pilpres 2024.

“Pertimbangan saya pamit karena telah berbeda dengan partai soal Pilpres 2024. Saya rasa logis dan etisnya demikian. Dulu saat masih aktivis mahasiswa di Solo saya sudah jadi relawannya Pak Jokowi saat maju walikota, lalu ikut berjuang saat beliau maju Gubernur DKI, dan saat maju Pilpres dua kali. Saya juga koordinator door to door-nya Mas Gibran saat maju walikota Solo”, jelas Gusma.

Selain itu, Gusma juga memilih untuk mengikuti Jokowi. Dirinya memastikan pilihan politiknya senapas dengan kepuasan publik atas kinerja Jokowi.

“Saya berkeyakinan dan mengikuti kata hati saya soal sikap politik ini (pengunduran-red). Pak Jokowi sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Approval ratingnya sangat tinggi. Pilihan politik saya saat ini senafas dengan mayoritas rakyat yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Nah, saya rasa mungkin itu kesamaan dengan mentor saya Bang Ara dalam konteks ini,” tegasnya.

Lalu,bagaimana dengan sikap organisasi Pemuda Katolik yang dipimpinnya?
Gusma menjelaskan, Pemuda Katolik punya ketetapan nasional dan rekomendasi terkait Pemilu 2024.
Antara lain, mendukung kader sebagai penyelenggara/pengawas Pemilu, dan mendukung para kader yang sedang maju sebagai caleg diberbagai partai politik.

Selain itu, Gusma mengaku tidak mungkin membawa Pemuda Katolik untuk kepentingan praktis dukung mendukung.

“Saat ini kami punya 76 kader yang bertugas sebagai KPUD/Bawaslu, Pengurus dan kader ada di berbagai parpol dan di semua kubu Pilpres, maka semua harus terorkestrasi, solid dan kompak. Setelah Pemilu usai, kita harus tetap berkarya untuk organisasi. Harus berperan dan tidak boleh baperan.” tutupnya. ** Dese Dominikus Lewuk.