Menanti Figure SP Satu PT Semen Padang, Siapakah Sosok Itu?

Padang, KD – Tingkat rasa penasaran urang awak, utamanya karyawan PT. Semen Padang (PTSP) menyoal sosok yang pantas duduk sebagai orang “Nomor Satu” di PTSP, memang menjadi perbincangan hangat masyarakat Sumatera Barat saat ini, khususnya warga Lubuk Kilangan. Sebagian mereka memprediksi bahwa si Anu lah yang pantas menduduki kursi nomor satu PTSP itu, sedangkan sebagaian kecil lainnya menjagokan sosok yang berbeda.

Terlepas dari siapa yang layak dan yang pantas. Tentunya masyarakat Sumbar terutama karyawan PTSP, menginginkan Direksi PTSP yang duduk nantinya adalah yang sejalan, se irama dan senada. Ibarat bak lantunan suara gitar yang jika semua senada se irama, maka akan syahdu terdengar. Papar Ir. Indrawan, Sekretaris Front Komunitas Indonesia Satu (FKI-1) Prov. Sumbar, Jumat (13/10/17).

Alangkah baiknya para petinggi PTSP bisa seperti alunan music yang saling menggiring suara nada. Jika solid, PTSP bakal makin berjaya dan diperhitungkan, baik nasional maupun internasional, pastilah itu. Sebut Indra yakin.

Siapa saja yang menduduki kursi empuk Semen Padang satu, nantinya harus bisa membawa PTSP ke level tertinggi. Paling penting, hindari adu tuding, iri mengirikan, saling sikut main belakang yang ujung-ujungnya membuat pimpinan masuk jurang. Sebut Indrawan lagi.

Menggunting dalam lipatan, “menusuk” kawan dari belakang sudah nga zaman lagi dilakukan. Apalagi, memanfaatkan pihak luar perusahaan untuk menjatuhkan kawan sendiri yang brilian demi sebuah jabatan. Sebab, era Presiden Jokowi merupakan masa masyarakat cerdas, pastinya tak mudah untuk menjadi pengacau. Sebut Iwan Muyar, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Kilangan, memotong komentarnya Indrawan.

Bila kita menanam satu keburukan pada orang lain, akan menuai seribu keburukan pada diri sendiri. Sebuah perusahaan bisa berhasil bila isinya orang-orang yang tangguh, bukan saling angkuh. Syukuri keberhasilan yang lain sebagai bentuk keberhasilan kita sendiri, itu baru namanya “Revolusi Mental”. Sebut Iwan.

Hidup didunia ini tidak bisa se enak perut kita saja, saling dukung mendukung itu sangatlah perlu. Dengan mensyukuri keberhasilan yang diraih teman, misalnya di sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan, pastilah itu perilaku nan baik. Sebab dengan demikian kita telah sukses mensyukuri sepuluh keberhasilan pada diri sendiri. Mental seperti ini sudah saatnya di hati tanamkan. Papar Iwan seakan berpesan.

Jika kita berbakti di perusahaan BUMN , berbaktilah dengan baik demi kemajuan perusahaan. Sifat ambisi menggulung kawan, harus dihilangkan apalagi membuat laporan kesalahan kawan dengan memanfaatkan power orang di luar perusahaan. Apalagi laporan kesalahan itu sengaja di buat dan kondisikan. Tukuk Indrawan lanjut berkomentar.

Pertanyaannya, siapakah putra negeri yang bisa melanjutkan prestasi Benny Wendri…?

“Kita menginginkan pabrik ini betul-betul diduduki oleh orang2 yang profesional, bermatabat, berdaya guna dan tidak bermental broker. Jangan pernah ada terjadi, seorang direksi di intervensi oleh bawahan. Yang namanya pimpinan harus dihargai dan dihormati”. Sebut Surya Sutan Sari Alam, salah seorang pemerhati PT.Semen Padang sekaligus Sekretaris Komunitas Anak Daerah (KOAD).

Jika menjadi seorang pemimpin, biarpun dirinya masih muda, jika sudah dipilih dan ditetapkan oleh pemegang saham melalui mekanisme yang ada. Maka semua pihak harus menerima dengan lapang dada.

Janganlah kita punya perangai seperti korek api, dia punya kepala tapi tidak punya otak, jika digesek bisa membakar berbagai macam benda. Artinya, terjadinya demonstrasi di sebuah perusahaan, disebabkan adanya pihak-pihak tertentu yang menghasut layaknya seperti korek api yang tak punya otak. Tukuk Surya dengan mimik serius.

Dan jika kita ingin maju, harus mau menerima pendapat orang lain, walaupun kita sudah senior dengan telah menyandang gelar sarjana, master ataupun doctor. Menjadi pemimpin, kunci utamanya adalah harus bisa bermasyarakat dan bisa diterima banyak pihak. Tukuknya lagi.

Selain itu, lanjut Surya, terpenting sekali adalah, jangan lagi ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan media publik untuk tujuan memanuver, sehingga pemberitaan yang dimunculkan tidak lagi berkarakter membangun. Jika holding tidak jeli menyikapinya atau tidak tegas, maka mudahlah bagi oknum itu untuk meng intervensi dan mengocok permainan yang direncanakan sebelumnya.

“Mustinya kita sadar diri bahwa trik semacam itu tidak laku lagi alias sudah basi”, sebut Surya.

Masyarakat sumbar sekarang ini sudah sangat pintar menelaah suatu persoalan, dan tidak bakal mau dibodoh-bodohi apalagi menyikapi tentang isu-isu miring sebuah perusahaan terbesar yang berjaya di sumbar ini. Bak kata pepatah minang “Alun takileh alah takalam, alun  badatak alah tadatik (lebih dulu memahami maksud dan tujuan)” Sebagai Holding, jangan mudah di intervensi, bila dasar tujuannya untuk pengembangan dan kemajuan perusahaan, musti tegas dan tidak perlu terlalu banyak pertimbangan, terang Surya.

Harapan saya,  jika nantinya telah tersusun direksi PTSP yang baru. Marilah semangat membangun perusahaanbesar kebanggaan urang Sumbar ini makin ditingkatkan, dalam artian saling mendukung satu dengan yang lain. Utamanya ciptakan kebersamaan, kompak dan solid. Karena dengan demikian tentunya hidup ini akan menjadi indah dan perusahaan akan semakin berkembang pesat, dengan sendirinya.

Perilaku sikut menyikut, menggunting dalam lipatan, “Hentikan..!!” tegas Surya Sutan Sari Alam.

Dilain kesempatan, Kamis (12/10), salah seorang karyawan anak perusahaan PTSP yang tak mau disebutkan namannya menceritakan kalau Dirut PTSP sebelumnya berpesan kepada nya, “Jika kita selalu ikhlas dan suka memberikan kemudahan kepada kawan, maka dialah orang yang bijaksana”. Sebut ia, mengulang kembali pesan dirut sebelumnya kepada awak media ini. (TIM)

Tinggalkan Balasan