Suhu Politik Jatim Mulai Memanas

POLITIK, TERBARU1308 Dilihat

JATIM, KABARDAERAH.COM- Keputusan Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) pendamping Khofifah Indar Parawansa (Mensos RI), membuat suhu politik di Jawa Timur memanas.

Tak hanya karena makin dekatnya Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018. Tapi, keputusan kontroversial Emil Dardak itu memicu rivalitas dua mantan Presiden, yakni Megawati Seokarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kembali memanas.

Pasalnya, Emil Dardak yang diklaim ber-KTA (Kartu Tanda Anggota) PDIP justru merapat ke Khofifah, yang diusung Partai Demokrat pimpinan SBY. Sementara hingga kini, hubungan SBY dan Megawati yang juga Ketum PDIP ini belum juga cair, sejak keduanya bertarung di Pilpres 2009.

Bahkan, PDIP tampaknya mulai Baper alias bawa perasaan. Selain memecat Emil dari keanggotaan partai, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga menuding duet Khofifah-Emil Dardak itu sebagai manuver SBY.

Padahal, suami artis Arumi Bachsin itu diklaim sebagai kader potensial PDIP. Kata Hasto, Emil Dardak yang tergiur jalan kekuasaan dan loncat pagar meninggalkan harapan masyarakat Trenggalek. Hal ini terjadi setelah SBY selaku Ketum Partai Demokrat menjalankan strategi outsourcing, mungkin karena krisis kader muda di Demokrat.

“SBY memang ahli dalam ‎ strategi, dan menggaet Emil Dardak adalah pilihan jalan pintas untuk merekrut menjadi calon pemenang di Jawa Timur,” ungkap Hasto, kemarin.

Sebelumnya, PDIP telah merekomendasikan kadernya Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) sebagai Cawagub untuk mendampingi Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (Wagub Jatim) di Pilgub Jatim 2018. Namun, belakangan diketahui Partai Demokrat dan Partai Golkar mengusung Emil Dardak menjadi Cawagub Khofifah.

Karena itu, PDIP mengambil sikap tegas terhadap Emil Dardak. Menurut Hasto, PDIP telah resmi memecat Emil Dardak dari anggota partai. “Emil Dardak telah membuat pilihan berkaitan Pilkada Jawa Timur. Sebagai partai politik berdasarkan usulan bidang kehormatan DPP PDI Perjuangan, kami memberikan sanksi pemecatan dia (Emil) seketika,” ujar Hasto Kristiyanto saat berada di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Jum’at (24/11).

Hasto menegaskan keputusan PDIP itu dijatuhkan setelah Golkar dan Demokrat mendeklarasikan pasangan Khofifah dan Emil Dardak. “Ini merupakan tindakan disiplin. Setiap partai akan melakukan hal sama. Karena partai ini dibangun bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan kepentingan kolektif bagi rakyat. Jadi bukan kolektif bagi dirinya sendiri,” tambahnya.

Menurutnya, Ketua Dewan Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, yang mengusulkan kepada Megawati Soekarnoputri agar partai mengambil tindakan tegas.

“Pak Komarudin selaku Ketua DPP bidang kehormatan mengusulkan kepada Ibu Ketua Umum sesuai peraturan partai. Ketika seseorang maju dengan partai lain dengan ambisi pribadi dan juga karena mungkin sebuah mimpi untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi, maka partai mengambil sikap tegas dan memberikan sanksi pemecatan,” papar Hasto.

Pertimbangan lain partai mengambil tindakan, karena Emil Dardak belum menyampaikan surat pengunduran diri ketika maju lewat partai lain. “Yang bersangkutan (Emil) juga kami lihat belum mengajukan surat pengunduran diri,” sambungnya. ***

(Riko/Firman/Ali)

Tinggalkan Balasan