Angka Kekerasan Terhadap Anak Laki-laki Dua Kali Lipat Lebih Tinggi

KRIMINAL, TERBARU53 Dilihat

NASIONAL.KABARDAERAH.COM- Berdasarkan Data BPS, di Tahun 2013 perbandingan kekerasan terhadap anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan kekerasan terhadap anak perempuan. Persentasenya dua kali lipat dibanding kekerasan anak perempuan.

Kekerasan tersebut 8% anak laki-laki dan 4% anak perempuan menjadi korban kekerasan dan eksploitasi. Untuk menekan angka tersebut, khususnya di Provinsi Jawa Barat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat melaksanakan Focus Group Discussion tentang Pencegahan Kekerasan dan Eksploitasi terhadap Anak, Jum’at (19/1/2017).

Kementerian juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat baik pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, komunitas peduli perempuan dan anak serta media massa di Kota Bandung, Jawa Barat.

“Upaya pencegahan merupakan langkah efektif dan efisien dalam menekan dan meminimalisir tingginya kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Dengan fokus utama pada pengasuhan dan perlindungan khusus anak, sebagai unsur paling penting dari lima hak dasar anak,” ungkap Sekretaris Kementerian PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu saat pembukaan acara FGD.

 

Tingginya jumlah angka kekerasan pada anak laki-laki, menurutnya lebih banyak dibanding anak perempuan disebabkan karena adanya pola pengasuhan anak yang salah. Mengakarnya perilaku budaya maskulinitas yang melabeli bahwa anak laki-laki tidak boleh menangis, harus kuat, dapat menyelesaikan masalah sendiri dan identik dengan pendidikan menggunakan kekerasan.

Oleh karena itu, Kementerian PPPA dalam hal ini telah menyusun Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak Tahun 2016-2020. Termasuk meliputi solusi dalam hal legislasi dan kebijakan, norma sosial, pengasuhan, serta memberi pendidikan dasar pada anak agar memiliki keterampilan hidup serta meningkatkan ketahanan dirinya.

“Saya mengimbau kepada seluruh pemerintah baik pusat maupun daerah serta seluruh lapisan masyarakat untuk secara sinergi bersama melakukan upaya konkrit dan berkelanjutan sesuai dengan peran masing-masing dalam menurunkan angka kekerasan secara Nasional, khususnya di Jawa Barat,” pungkasnya.

(fat/ais)