Effendi Simbolon : Saya Minta Maaf atas Sebutan TNI Seperti Gerombolan dan Ormas

BERITA UTAMA713 Dilihat

JAKARTA,KABARDAERAH.COM- Ketua Fraksi PDIP di DPR RI, Utut Ujianto mendampingi Anggota Komisi I Effendi Simbolon menyampaikan keterangan pers di ruang Fraksi PDIP, Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen,Senayan,Jakarta, Rabu (14/9/2022).

“Hari ini hematnya hari terbaik bagi bapak Effendi Simbolon, untuk menjelaskan dan menyampaikan permohonan maaf  kepada teman-teman di sana. Saya pastikan pak Effendi tidak punya niat yang tidak baik, beliau putranya anggota TNI AD. Bapaknya beliau adalah Letnan kolonel, Bapak Mangara Monang Simbolon, dari sini kami paham, sesungguhnya konteks beliau  menguatkan TNI,” kata Utut mengawali konferensi pers.

Utut mengakui, kadang dalam rapat kerja selalu ada kepleset, atau diksi yang tidak pas. “Sekali lagi diksi yang tidak pas, kita faham bahwa diksi ini bisa dampaknya luas.”

“Mudah-mudahan setelah pak Effendi menjelaskan, kita semua segera ademlah, kita tidak ingin republik ini mudah tersobek, tercerai-berai hanya karena satu peristiwa,” imbuhnya.

Jadi yang jelas, sebagai pimpinan fraksi, saya memastikan bahwa bung Effendi Simbolon tidak punya niat tidak baik. “Beliau niatannya sangat baik bahkan menurut hemat saya sangat mulia. Beliau menginginkan TNI kita sangat kuat dan bersatu, ada ada jiwa korsa yang kuat, antara pemimpin dan yang dipimpin punya sikap saling menghargai,” tegas Utut yang juga mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

Sementara itu, Effendi Simbolon mengatakan, sehubungan dengan apa yang terjadi di Rapat Kerja Komisi I DPR dengan Panglima TNI Andika Perkasa dan para satafnya.

“Jadi, pokok bahasan Rapat Kerja atau raker digelar karena ada menteri, itu topiknya adalah pembahasan anggaran Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) tahun 2023 dan juga membahas isu-isu aktual,” tuturnya mengawali penjelasannya.

Dalam kesempatan rapat itu, lanjut Effendi, oleh pimpinan disampaikan bahwa topik bahasanya sesuai dengan undangan yang tertera.”Dari situlah kemudian saya memahami bahwa, ada beberapa point yang saya ingin mendapatkan penjelasan, baik dari Menhan, dari panglima TNI dan juga para kepala staf.”

“Saat membahas mengenai RKAL, memang pada dasarnya karena itu masih pagu indikatif, tidak terlalu banyak bahasan, karena menyangkut hal-hal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui pagu indikatifnya.  Kemudian masuk ke isu-isu aktual. Nah, disitu saya ingin bertanya kepada Panglima dan KASAD dan seyogyanya ada Menhan disitu, untuk menanyakan informasi-informasi yang kami terima sehubungan dengan, adanya hal-hal yang menyangkut disharmoni,” urai Effendi Simbolon.

“Saya menggunakan diksi disharmoni karena lebih kepada masalah harmonisasi, itu soal leadership dan seterusnya, ada yang menyangkut keberadaan dari TNI itu sendiri. Jadi TNI secara keseluruhan dan juga TNI dengan TNI angkatan Darat,” terangnya.

Namun, kata politikus PDIP itu, pada kesempatan ini memang KASAD tidak hadir dan oleh teman-teman untuk ditanyakan.

“Point saya tidak hadirnya atau hadirnya, bukan, tetapi akan lebih elok kalau mereka berdua hadir, untuk bisa didapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapatkan penjelasan dari mereka.Di situlah kemudian ada hal-hal yang intinya masalah soal kepatuhan, karena kehormatan di TNI itu yang kami tahu adalah kepatuhan.

“Di situlah kemudian saya menyadari bahwa mungkin menjadi tidak nyaman, kemudian tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman. Mungkin ada ketersinggungan atau tersakiti dengan kata-kata yang keluar dari saya, menyangkut seputar soal ‘gerombolan dan ormas’. Yang sejatinya, sejujurnya saya tidak pernah menstigmakanTNI itu gerombolan, tetapi lebih kepada jika tidak ada kepatuhan. Nah, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya, itu seperti gerombolan, seperti ormas. Jadi, itulah poin yang ingin saya ulangkan, saya sampaikan di forum ini,” urai Effendi.

“Berikutnya, saya dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf atas apapun perkataan saya, yang menyinggung, menyakiti, yang tidak nyaman di hati para prajurit, dari mulai Tamtama, Bintara sampai Perwira, bahkan sampai para sesepuh, para pihak yang tidak nyaman akan adanya perkataan yang mungkin diartikan lain.  Walaupun tadi oleh bapak Ketua Fraksi PDIP Bapak Utut Ujianto sudah ditekankan dan saya sendiri menyatakan tidak ada maksud untuk menyatakan sebagaimana yang bergulir sekarang di publik,” terangnya.

“Sekali lagi, permohonan maaf ini saya tujukan kepada seluruh prajurit, baik yang bertugas maupun yang sudah purna dan juga para pihak yang mungkin tidak nyaman dengan perkataan saya. Juga kepada Panglima TNI dan Kasad, saya mohon maaf dan juga kepada kepala staf Angkatan Laut dan Angkatan Udara, yang juga merasa kurang nyaman,” pinta Effendi Simbolon.

“Sekaligus ingin menengas, mencintai TNI itu sesuai dengan Poksi saya. Karena itu harapan saya, kita mencintai TNI itu tidak dengan kemudian juga mengurangi hormat kita ke hal-hal yang mungkin ada yang kurang pas di tubuh TNI sendiri.  Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada pak Ketua yang sangat bijaksana telah memfasilitasi acara konferensi pers ini,” tutupnya berterima kasih.  ** DL.