Silaturahmi Anak Bangsa, Pesan dan Harapan dari Grand Wisata hingga Vatikan untuk FPKUB-GW

BERITA UTAMA99 Dilihat

BEKASI, KABARDAERAH.COM-Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata (FPKUB-GW) Bekasi dan sekitarnya menggelar “Silaturahmi Anak Bangsa” di pelataran Club House Water Spring, Komplek Perumahan Grand Wisata, Tambun Selatan,Bekasi,Jawa Barat, Sabtu (25/2/2023) malam.

Acara ini dihadiri oleh para pengurus yang mewakili enam (6) agama, masing-masing,Islam, Katolik,Protestan, Hindu,Budha dan Kong Hu Cu,serta sejumlah tokoh masyarakat di wilayah setempat.

“Perkembangan fisik pembangunan pemukiman di Grand Wisata yang terletak di Kecamatan Tambun Selatan,Bekasi, ini sangat pesat. Baik itu penyediaan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang lengkap dan memadai. Penyediaan fasilitas tersebut mutlak diperlukan sebagai sarana interaksi sosial untuk menciptakan hunian yang nyaman sehingga tercipta kerukunan dan persaudaraan di antara sesama penghuninya.”kata Ketua FPKUB-GW, H. Sandi Siswantoro,mengawali sambutannya.

Lanjutnya, fasilitas tersebut seperti pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, peribadatan, rekreasi dan budaya,dan lainnya.

“Saat ini, untuk umat muslim, fasilitas peribadatan sudah dibangun dengan megah. Namun saudara-saudara kami non muslim belum memilikinya. Karena itu dengan hadirnya Forum ini akan bersama-sama saling membantu agar mereka juga segera memilikinya,” ujarnya.

Ketua Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata, H. Sandi Siswantoro

Tentang FPKUB-GW

“Awal dari pembentukan Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama di Grand Wisata dan sekitarnya ini berangkat dari sebuah cita-cita luhur bagaimana bisa membangun komunikasi horisontal antara seluruh pemeluk agama yang ada di grand wisata ini. Sehingga dengan demikian dapat terjalin sebuah harmoni yang sekaligus bisa menjaga kerukunan yang merupakan cita-cita kecil bangsa Indonesia, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian kelompok-kelompok intoleran bisa kita meminimaliswir di Grand Wisata ini khususnya dan Indonesia pada umumnya,” kata Sekretaris Jenderal FPKUB Grand Wisata dan sekitarnya, H.Jusman Sikki .

Lanjutnya, FPKUB-GW ingin menjadi miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia. Kalau dilihat,pemukiman ini dihuni oleh kalangan menengah ke atas.Karena itu forum seperti ini penting untuk menjadi contoh yang baik dalam hal membangun persaudaraan dan kerukunan antar sesama umat beragama.

“Kami ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia,bahwa persaudaraan dan kerukunan umat beragama adalah pekerjaan kita bersama. Sekecil apapun upaya tersebut harus dilakukan dan terus diupayakan supaya cita-cita para founding father bangsa agar masyarakat tetap hidup dalam sebuah persaudaraan dan kerukunan walau berbeda keyakinan, itu tetap terjaga dan saling melindungi satu sama lain,” tegas tokoh NU asal Makasar,Sulawesi Selatan itu.

H.M.Shalahudin,SH.,MH, Ketua Yaysan Baiturrahman Grand Wisata, Bekasi-Jawa Barat (Baju merah)

“Sekali lagi, ini bukannya domain dari para pemuka agama saja, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Pastikan bahwa dimana kita berada disitu harus ada terjalin hubungan persaudaraan untuk menciptakan kondisi rukun dan damai apapun alasannya,” lanjutnya.
Jadi, untuk masyarakat awam seperti kita ini wajib menjaga kerukunan,menjaga toleransi, mengakui keberagaman.

“Kalau situasi dan kondisi Indonesia ini aman,nyaman,rukun,guyub,maka para investor pun merasa nyaman dan dapat bersama-sama masyarakat untuk mengupayakan terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat dan bangsa kita. Semua pihak punya tanggung jawab untuk menciptakan situas yang kondusif,” imbunya.

Ketua Yayasan Baiturrahman Grand Wisata, H.M. Shalahudin,SH.MM. Mantan Kapolsek Bekasi Kota itu pun mengapresiasi terbentuknya Forum yang digawangi oleh H. Sandi Siswantoro, H. Jusman Sikki,dan teman-temannya itu.

“Saya merasa bersyukur dan mendukung apa yang telah dibentuk dan dilakukan oleh teman-teman dari Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama (FPKUB-Grand Wisata Bekasi dan sekitarnya ini. Ini momen yang bagus karena terdiri dari semua penganut agama di Indonesia. Ini suatu momen yang bagus untuk selalu menjaga kerukunan dalam suatu komunitas, khususnya masyarakat Grand Wisata, dimana ada muslim, ada katolik,ada protestan, ada Hindu,Budha,Kong Hu Cu,juga aliran kepercayaan,” kata pria blasteran Flores Timur dan Jawa ini.

Bapak Ign. Bramantio,Perwakilan dari Keluarga Katolik di FPKUB-GW

Mantan Anggota Kepolisian Republik Indonesia berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) H.Shalahudin, forum ini menjadi suatu kekuatan bersama untuk saling hormat menghormati satu sama lain.

“Memang iman kita berbeda,tetapi kita tetap satu saudara, berbeda dalam akidah,tapi tetap menjaga kerukunan bersama, persaudaraan diantara sesama masyarakat tanpa harus ada sekat, warna kulit,dan lain-lainnya.”

“Segala macam masalah terutama fasilitas dan sarana untuk beribadah yang belum dimiliki oleh teman-teman non muslim,kami akan bersama-sama berusaha untuk mendapatkan lahan fasos-fasos di Grand Wisata ini untuk dibangun rumah ibadah bagi saudara-saudara kami non muslim.”

Jadi, itu yang menjadi konsentrasi kami di Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata. Saya selaku umat muslim sekaligus ketua Yayasan Baiturahman, dimana tempat ibadah kami sudah ada, sudah megah, dengan sumber daya warga 90 %. Maka kami juga harus memperjuangkan tempat-tempat ibadah bagi saudara-saudara kami yang non muslim.

Pak Johnny salah seorang warga Grand Wisata berbagi sharing dalam silaturahmi anak bangsa

“Kedepan, kami akan mendukung rekan-rekan yang belum mendapatkan tempat beribadah di Grand Wisata ini.”

Sementara itu, Sekretaris FPKUM-GW, H. Jusman Sikki yang bertindak sebagai moderator dalam dialog itu menegaskan, bahwa organisasi dalam perkumpulan ini tidak bisa berjalan setengah-setegah.

“Kita harus berjalan bersama-sama untuk menghadirkan sarana yang dibutuhkan oleh sesama warga. Terutama sarana peribadatan yang dibutuhkan oleh saudara-saudara kita dari non muslim,” tegas tokoh NU asal Makasar Sulawesi Selatan itu.

Selain itu,perwakilan dari Katolik, Ignatius Braminto mengapreasiai kehadiran Forum Persaudaraan Umat Beragama Grand Wisata.

“Mewakili teman-teman Katolik di Grand Wisata, saya mengucapkan terima kasih dan mendukung penuh inisiatif teman-teman pengurus di FPKUB Grand Wisata dan sekitar,dan semoga tujuan baik dari pada lembaga ini dapat membantu masyarakat yang sangat membutuhkan sarana peribadatan,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Ignatius Braminto jumlah warga Katolik yang tinggal di Grand Wisata dan sekitarnya berjumlah 250 an keluarga dari 800 jiwa.

“Sebetulnya kami sudah berjuang dari awal 2009 saat berdirinya komplek ini, namun apa yang kami inginkan belum terwujud,salah satunya memiliki rumah ibadah atau gereja. Namun, malam ini sejak 21 Januari 2023 kemarin,kami mulai merasakan bahwa Forum ini akan menjadi tenaga lanjut untuk kami bersama-sama bisa mewujudkan bersama-sama dengan saudara-saudara kami lintas agama,” ujar Braminto mensyukuri.

Ungkapan syukur juga disampaikan oleh umat perwakilan agama Hindu. Pihaknya menyampaikan terima kasih atas dibentuknya Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama di Grand Wisata dan sekitarnya itu. Baik pak Made dan pak Gede yang hadir malam itu mengapresiasi hadirnya forum yang sangat penting ini.

“Sebagai umat Hindu, secara pribdai sejak awal hati saya juga sepakat dengan apa yang disampailan oleh teman-teman lain ketika hadirnya FPKUB Grand Wisata ini. Bahwa menjadi harapan kita bahwa ormas ini akan memfasilitasi adanya kebutuhan warga,termasuk tempat peribadatan,” ujarnya.

Perwakilan dari Umat Hindu di Grand Wisata

“Kami pernah mengalami kesulitan tempat beribadah. Karenanya, nanti pak Ketua ForumPersaudaraan Kerukunan Umat Beragama ini dan Ketua RW bisa melakukan pendataan bagi teman-teman kami dari Hindu yang tinggal di komplek Grand Wisata ini. Menurut saya, ini sesuatu yang bagus,niat kita baik,” tutup Made.

Sedangkan dari perwakilan umat Budha yang tinggal di perumahan Grand Wisata, di Selatan Tambun,Bekasi,Jawa Barat yakni bapak Iwan juga menyampaikan harapan yang sama seperti warga non muslim lainnya.

“Harapan kami, dengan adanya forum ini kedepannya saling bekerja sama, saling bahu membahu untuk terwujudnya harapan dari kita semua untuk dapat membangun sarana rumah ibadah bagi masing-masing umat beragama yang tinggal di perumahan Grand Wisata,Bekasi ini.”

Perwakilan dari Umat Kristen Protestan Grand Wisata

“Forum ini sangat baik bahkan mulia jika dapat mewujudkan cita-cita yang juga cukup bermanfaat bagi penghuninya,” kata Iwan.
Salah seorang umat Kong Hu Cu yang hadir dalam acara Silaturahmi Anak Bangsa Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama di Grand Wisata memberikan apresiasi atas hadirnya ormas keagamaan yang baru saja dideklarasikan 21 Januari 2023 yang lalu itu.
Menurutnya, forum-forum seperti ini penting dan sangat dibutuhkan untuk saling membantu,merajut persaudaraan di antara sesama warga.

“Sebagai umat beragama khususnya non muslim pun membutuhkan sarana peribadatan yang resmi agar bersama-sama menciptakan kerukunan,menjalin hubungan persaudaraan dan kekeluargaan sebagai sesama anak bangsa. Membangun masyarakat yang toleran tentu sangat dibutuhkan agar semua pihak merasa nyaman menjadi warga bangsa yang peduli dan saling membantu,” tutupnya.

Sekjen,memang kita hadir disini melihat fenomena bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak mampu menerima kehadiran forum ini karena dianggap sebagai lawan, sehingga merasa kesal atau apapun itu. Tapi kita tidak boleh duduk diam,nanti malah merajalela. Maka malam ini forum ini untuk melawan salah satunya sikap-sikap intoleran, sekali lagi sikap intoleran tidak boleh hadir di bumi Grand Wisata ini.

Andi, perwakilan dari Protestan menyampaikan rasa terima kasih atas terbentuknya Forum dialog,forum persaudaraan sesama anak bangsa yang telah dideklarasikan pertengahan Januari 2023 di Gran Wisata dan sekitarnya.

Ketua FPKUB-GW H. Sandi Siswantoro dan Sekjen FPKUB-GW H.Jasman Sikki (berkopia)

“Saat ini ada sekitar 400-500 jemaat yang tidak hanya dari Grand Wista tapi juga di sekitar Grand Wisata,Tambun Selatan. Kalau tempat ibadah menggunakan ruko kan tidak layak. Sehingga jika ada pihak yang lebih fokus memperjuangkan lahan-lahan fasos untuk dibangun sarana peribadatan, itu sangat baik,” kata Andi.

Andi menjelaskan, Jemaah Kristen Protestan juga memiliki program sosial kesehatan, Seperti donor darah dan lainnya untuk warga dan masyarakat sekitarnya.

Terinspirasi Pesan Dokumen Abu Dhabi

Opa Sisco da Cruz,Tokoh masyarakat dan Katolik di Grand Wisata, salah satu pendiri FPKUB-GW

Opa Sisco da Cruz,salah satu tokoh masyarakat yang telah lama tinggal di hunian elite Grand Wisata,Bekasi ini juga menyampaikan ucapan syukur dan terima kasi atas terbentuknya Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata,Bekasi,Jawa Barat ini.

“Forum ini terinspirasi oleh kesepakatan bersama dua tokoh pemimpin besar dunia, yakni Paus Fransiskus,pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, dan Dr.Ahmed Al-Tayyeb yang dituang dalam Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang ditandatangani pada tanggal 4 Frebuari 2019 di Abu Dhabi,Uni Emirat Arab (UEA),” kata opa Sisco, demikian pria kelahiran Flores, Maumere ini diikuti linanagan air mata.

Opa Sisco, merupakan salah satu tokoh dan umat katolik yang aktif membangun silaturahmi dengan berbagai tokoh agama, masyarakat,budaya,dan umat lintas agama di Jakarta,khususnya sejak menetap di Grand Wisata beberapa tahun silam.

Pria yang selama 17 tahun lebih menjadi Ketua RT di Kompleks Bina Lindung,Bekasi itu mengisahkan,bahwa perjuangan umat non muslim untuk mendapatkan sarana peribadatan di Gran Wisata adalah sebuah keharusan. Mengingat, Grand Wisata yang dibangun oleh Perusahaan Sinar Mas itu telah menyediakan area-area fasilitas sosial sehingga kebutuhan rumah ibadat bagi keluarga non muslim pun layak untuk dibangun.

Suasana Diskusi

“Bapak-bapak yang saya hormati,dengan linangan air mata,saya menyambut baik Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata dan sekitarnya. Awal muawal keragaman ini dimulai oleh saudara saya pak Haji Jusman Sikki, tanggal 24 Oktober 2021 di salah satu claster di hunian Grand Wisata ini. Meski saya belum terlalu mengenal dekat dengan beliau,tapi beliau sungguh berapi-api mengatakan ‘kita umat muslim sudah mempunyai Masjid, megahnya seperti Masjid Istiqal. Tetapi bagaimana dengan saudara-saudara kita umat Kristen atau non muslim? Mereka belum punya tempat beribadah. Mereka juga warga negara Indonesia, mereka bayar pajak, mereka juga warga grand wisata, mengapa sampai mereka tidak diperjuangkan untuk mendapat rumah ibadah?’ “kisah opa Sisco dengan mengurai air mata saat menyampaikan kesan dan pesannya dalam acara silaturahmi anak bangsa di Grand Wisata,Bekasi, Sabtu (25/2/2023) malam.

Sisco da Cruz yang kini masih mengabdikan dirinya sebagai koordinator pengamanan di kompleks Grand Wisata ini juga mengisahkan, dirinya telah 12 tahun ikut perjuangkan berdirinya sarana rumah ibadah khususnya Gereja Katolik di komplek tersebut. Namun demikian belum juga mendapatkan apa yang diinginkan oleh umat katolik dan umat beragama laiannya terkait sarana peribadatan.

“Hari ini, menurut kepercayaan umat Katolik, Roh Kudus turun dan membimbing,menggerakkan hati dan pikiran teman-teman kami di Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama di Grand Wisata ini. Harapannya,apa yang akan diperjuangan oleh teman-teman dalam forum ini diyakini akan berhasil,” ujarnya.

Staf Khusus Dekasteri untuk Dialog Antarumat Beragama Tahta Suci Vatikan,Pastor Dr.Markus Solo Kewuwata,SVD (dok/Ist)

Pesan dari Vatikan untuk FPKUB-GW

Staf Dekasteri Dialog Antarumat Beragama Tahta Suci Vatikan, Romo Dr.Markus Solo Kewuta,SVD, menyampaikan ucapan selamat atas terbentuk Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama GRand Wisata.

Pesan khusus ini disampaikan melalui sebuah video rekaman yang dikirim langsung dari Vatikan,Roma Italia, Sabtu (25/2/2023) melalului jurnalis Dominikus Dese Lewuk.

“Kami dari Dikasteri untuk Dilaog Umat Beragama di Tahta Suci Vatikan, menyambut dengan sangat gembira inisiatif yang diambil oleh Bapak Sandi dan teman-teman untuk membentu Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata, untuk membumikan atau merealisasikan Dokumen Abu Dhabi Human Fraternity yang mana ini sangat sejalan dengan keinginan dan kehendak Bapak Suci Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Dr.Ahmed Al-Tayyeb.” 

“Inilah satu dari gerakan-gerakan yang harus dilakukan bersama agar dunia kita menjadi semakin damai, sejahtera,dan hidup dalam suasana persaudaraan sejati. Masa depan kita adalah Persaudaraan Sejati. Saya mengucapkan selam dan mari kita terus dalam bekerjsa sama. Salam dari Vatikan,” kata Padre Markus Solo Kewuta,SVD. 

PWKI Bagikan Buku Tentang Dokumen Abu Dhabi

Perwakilan PWKI, Dominikus Dese Lewuk (batik coklat/baris depan) berfoto bersama pengurus Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata Bekasi, usai membagikan Buku Dokumen Abu Dhabi. Didampingi pengurus : Opa Sisco da Cruz, Syarifa Pua Djiwa, H.Jusman Sikki, H. Sandi.

Silaturahmi anak bangsa FPKUB-GW juga dihadiri oleh perwakilan delegasi PWKI (Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia) ke Vatikan, saudara Dominikus Dese Lewuk,dan aktivis mahasiswi muslim asal NTT, Syarifa Pua Djiwa.

Dalam kesepatan itu, perwakilan PWKI menberikan buku tentang Dokumen Abu Dhabi kepada perwakilan enam (6) agama yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Kerukunan Umat Beragama Grand Wisata (FPKUB-GW).

“Buku ini berisi 12 poin dan 40 an butir-butir yang tertuang dalam Dokumen Abu Dhabi-The Documen on Human Fraternity for World Peace and Living Together atau Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang telah ditandatangani oleh Paus Fransiskus (Katolik) dan Dr.Ahmed Al-Tayyeb,Imam Besar Al-Azhar tanggal 4 Frebuari 2019 di Abu Dhabi,Uni Emirat Arab (UEA),” kata jurnalis parlemen yang belakangan ini aktif sebagai pegiat isu-isu perdamaian,membangun dialog dengan berbagai unsur ormas keagamaan maupun komunitas-komunita anak-anak muda sebagai tindak lanjut kampanye perdamaian dunia itu.

“Kami berharap, agar pesan-pesan perdamaian,persaudaraan yang disampaikan dalam Dokumen Abu Dhabi itu dapat disirkan kepada keluarga,anak-anak muda dan sesama umat beragama demi membangun toleransi yang baik,” tutup jurnalis senior asal Tana Ai, Kabupaten Sikka,Flores,NTT itu. ** Syarifa/Eky.