Wawako dan Kabid PSDA PUPR Kota Palembang Tinjau lokasi Banjir dan Bangunan Liar

PALEMBANG.KABARDAERAH.COM,-  Peninjauan lokasi banjir dan bangunan liar. Di kawasan Jalan rukun 2, RT 21, Kelurahan 14 ulu Kecamatan Seberang Ulu 2.Rabu ( 29/3/2023).

Yang meninjau Lokasi tersebut yaitu Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda dan staf serta jajarannya. Kepala Bidang Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PUPR Palembang Marlina Sylvia dan jajarannya.

Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, Peran warga bahwa kondisi banjir di sini sering mengalami banjir terutama di musim penghujan seperti ini.

Maka kita tadi sudah keliling kawasan bersama ibu Marlina dari PUPR Kota Palembang. Ada beberapa rumah berdasarkan pantauan kita paling tidak ada mungkin perkiraan ada sekitar 10 rumah yang berdiri di atas saluran atau menutup saluran.

Lalu kita minta kepada seluruh warga masyarakat untuk menyepakati dulu ya bahwa bangunan-bangunan ini harus betul-betul Nanti bisa kita bongkar jangan sampai menutup saluran untuk menyelesaikan masalah banjir di kawasan ini

harus ada titik temu ya kalau memang kawasan ini mau bebas banjir maka seluruh warga masyarakat harus memiliki kesadaran yang pertama jangan mendirikan bangunan di atas saluran atau menutupi saluran.

yang kedua Jangan membuang sampah sembarangan karena hampir rata-rata pada saat kita datang di pemukiman seperti ini masalah banjir itu, karena kaitannya yang banyak menutupi saluran atau mendirikan bangunan di atas saluran atau juga tidak menjaga kebersihan itulah pada intinya persoalan yang tadi dirasakan di pemukiman akibat banjir.

Sementara di tempat yang sama Kepala Bidang Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PUPR Palembang Marlina Sylvia, menambahkan Wawako hari ini melakukan peninjauan kelokasi banjir di 14 Ulu, disana kami menemukan bahwa saluran ukuran dimensinya sangat kecil, sangat sempit karena banyaknya bangunan dan padatnya bangunan di areal tersebut. Terlihat dari dinding rumah yang kita kunjungi tadi dibagian luarnya pudar warnanya sama hitam berlumut.

“Ketinggian airnya kalau dilihat dari lantai jalan kurang lebih hampir 50 cm, artinya genangannya cukup lama dan cukup tinggi karena air harus mengantri di drainase yang kapasitas dimensinya sangat kecil dan banyak terhambat alirannya akibat bangunan-bangunan liar,” Terang Marlina

Marlina mengungkapkan, oleh karena itu harus dilakukan penerbitan terhadap bangunan-bangunan liar tersebut karena sudah sangat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitarnya dan menimbulkan genangan.

Pemerintah kota akan melaksanakan sosialisasi di beberapa instansi terkait khususnya camat dan lurah serta RT RW, serta akan melakukan pendekatan kepada masyarakat yang mendirikan bangunan di atas saluran yang menghambat aliran air.

 

“Pelaksanaannya tidak dapat terpotong-sepotong, jadi harus terintegrasi hingga ke hilir. Ada usulan untuk rosering menyeberang jalan, dan itu juga termasuk yang akan dilakukan. Tapi pembangunan industri itu saja tidak cukup karena di aliran airnya juga masih tersumbat, jadi kalau cuma satu yang dikerjakan tidak terintegrasi semuanya,” Bebernya.

“Jikq hambatannya di selesaikan maka tentu saja, tidak terjadi pengurangan yang signifikan, istilahnya hanya memindahkan saja. Jadi harus dilaksanakan secara terintegrasi,” Imbuhnya.

Menurutnya harus ada pendekatan dengan masyarakat, jika masyarakat sudah mau, sudah tersedia dan situasi sudah kondusif maka sudah bisa dilaksanakan pembongkaran terhadap bangunan-bangunan yang mengalami aliran air, baru kita dapat melaksanakan konstruksi lainnya.

“”Selain itu juga harus dipikirkan bagaimana pemeliharaan terhadap saluran-saluran yang akan kita bangun, jadi salurannya maka akan sulit dalam pemeliharaannya, sehingga dalam beberapa waktu akan terjadi penumpukan sedimen,” Paparnya.

“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga tidak memperparah kondisi. Jika masyarakat akan membangun harus menyediakan serta menyiapkan saluran sebelum pembangunan dilaksanakan, karena justru salurannya dulu harus disiapkan,” Terangnya.

Ia menuturkan, Masyarakat harus selalu melakukan pembersihan terhadap saluran tersebut, itu hal yang harus dipikirkan dan dilaksanakan. “Topografi kota Palembang yang datar mengakibatkan akan mudah terjadi sedimentasi, sehingga pemeliharaan menjadi sangat penting,” Pungkasnya.

Di tempat yang sama Ketua RT 21 Albert menuturkan, ” Kami mengucapkan terima kasih kepada wakil walikota ibu Fitri yang sudah menindaklanjuti laporan kami warga RT.21, untuk saat ini kami kondisikan beberapa bangunan untuk disepakati bahwa itu mau dibongkar. Jadi ini untuk khalayak banyak menyangkut bukan pribadi sendiri mungkin juga mudah-mudahan dari warga kami tidak ada yang dikhawatirkan lagi oleh karena ini kepentingan bersama,” katanya

Albert menjelaskan, Adapun ruang lingkup yang di tinjau yaitu RT 21, RT 31, dan RT. 30, yang akan dibongkardan akan dibuatkan karena saluran yang lama sudah tertutup. Mungkin ini akan dibongkar, dilebarkan lagi, dan ada beberapa saluran yang di tutup bangunan mungkin juga akan dilakukan pembongkaran.

” Harapan kami mudah mudahan dengan kedatangan ibu fitri kesini mememberikan dampak positif dan juga daerah sekitar kami tidak akan terjadi banjir,” pungkasnya ( Ocha