Kepala Suku Betkaf : Semua Orang Tahu, AFU Bukan Orang Asli Raja Ampat Apalagi OAP

SORONG,KABARDAERAH.COM-Dewan Adat Suku (DAS) Betkaf Kabupten Raja Ampat, secara tegas menolak pendatang atau yang bukan Orang Asli Papua (OAP) sebagai Cagub dan Cawagub di Provinsi Papua Barat Daya pada Pemilukada 2024 mendatang. Hal tersebut ditegaskan oleh kepala suku Betew-Kafdarun, Yance Mambrasar.

“Saya banyak mendengar dan juga membaca tentang bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur nanti di Provinsi Papua Barat Daya ini, disitu ada orang Papua tetapi juga ada pendatang yang mengaku sebagai orang Papua”kata Yance dalam keterangan tertulis diterima media ini,Selasa (16/4/2024).

Ia menyatakan dengan tegas menolak Bacalon Gubernur dan Cawagub yang bukan Asli Orang Papua. Amanat undang-undang Otonomi Khusus tahun 2001 telah sah dan memberikan hak kekhususan bagi Orang Asli Papua (OAP).

“Sebagai ketua suku Betkaf yang ada di Raja Ampat, memiliki masyarakat yang mendiami 50 Kampung di Kabupaten Raja Ampat, menyatakan bahwa calon gubernur Provinsi Papua Barat Daya harus Orang Asli Papua berdasarkan Amanat Undang-Undang Otonomi Khusus”tegasnya.

Yance menekankan, aturan tersebut sebelumnya Majelis Rakyat Papua (MRP) se-Tanah Papua telah menyatakan bahwa setiap orang yang layak mencalonkan diri sebagai kepala Daerah di Tanah Papua adalah benar-benar Orang Asli Papua. Dan tidak ada keberlakuan bagi pihak-pihak yang menggunakan label anak adat atau yang meminta pengakuan sebagai OAP.

“Keputusan MRP se-Tanah Papua juga telah bersepakat bawah Calon Kepala Daerah di Tanah Papua harus Orang Asli Papua, bukan pendatang apalagi yang jalan minta-minta pengakuan sebagai anak adat atau yang minta diakui sebagai orang papua. Kami masyarakat Adat Betkaf di Raja Ampat sangat mendukung penuh pernyataan MRP se-Tanah Papua, termasuk menolak Calon Gubernur yang bukan Orang Asli Papua atau Pendatang”paparnya.

Tak hanya itu, Yance Mambrasar juga membeberkan bahwa, salah satu dari beberapa nama yang telah dimunculkan ke publik sebagai bakal calon (bacalon) Gubernur Papua Barat Daya yang juga bukan Orang Asli Papua atau Pendatang berinisial AFU.

“Semua orang Raja Ampat tahu bahwa saudara AFU bukan Orang Raja Ampat. Jangan memaksakan untuk mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur. Ada Orang Asli Papua yang pintar dan mampu untuk membangun Papua Barat Daya” ulasnya.

Tidak cukup sampai disitu, Yance Juga mengatakan Bupati Kabupaten Ampat yang menjabat selama dua periode itu tidak berbuat banyak atau tidak membangun Raja Ampat selama menjabat sebagai Kepala Daerah, sehingga jangan memaksakan diri untuk menjadi pemimpin ditingkat Provinsi.

“Secara pribadi saya melihat bahwa saudara AFU tidak berbuat banyak di Raja Ampat. Semua yang ada itu peninggalan pejabat terdahulu. Raja Ampat yang kecil itu saja tidak berbuat banyak,lalu mau coba bangun Papua Barat Daya?. Kita memilih orang-orang yang harus benar-benar bekerja dan membangun Provinsi baru yang kita banggakan ini, yaitu Orang Asli Papua” sebut dia.

“Kami selaku masyarakat Adat Papua mendukung semua putra-putra terbaik Asli Papua yang ada di Papua Barat Daya untuk maju, tetapi menolak yang bukan Orang Papua atau Pendatang kemudian memakai label Anak Adat, minta dukungan sana-sini. Kita tahu bahwa orang yang minta pengakuan sana-sini, dia bukan Orang Asli Papua” paparnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif AFU Center, Muliansyah Abdurrahman membeberkan asal-usul AFU.

Diketahui pernyataan Kepala Suku Betew-kafdarun itu tidak terlepas dari histori By Webmaster 27 mei 2017 Bupati Raja Ampat Calon Gubernur Malut.

Bahwasannya AFU (Abdulrahman Faris Umlati) berasal dari Pulau Gebe Kabupaten Almahera Tengah.

Ayahnya asli Pulau Gebe, sementara Ibunya berasal dari Tidore. Mereka menetap di Raja Ampat namun jiwa dan raga tetap kental dengan Fagogoru.

“Kami selaku masyarakat Adat Papua mendukung semua putra-putra terbaik Asli Papua yang ada di Papua Barat Daya untuk maju, tetapi menolak yang bukan Orang Papua atau Pendatang kemudian memakai label Anak Adat, minta dukungan sana-sini. Kita tahu bahwa orang yang minta pengakuan sana-sini, dia bukan Orang Asli Papua” tegasnya lagi. ** Editor : Domi Lewuk.