Deiyai Berduka, Ini Komentar Serikat Buruh Indonesia Papua Barat

DAERAH, KRIMINAL94 Dilihat

MANOKWARI, Sabtu (05 Agustus 2017) kabardaerah.com – kasus penembakan yang terjadi di Deiyai pada Tanggal 1 Agustus 2017 telah menyisakan korban sebanyak 7 orang, 1 Pemuda Papua meninggal dunia dan 6 orang diantarannya Luka-luka

Hal inilah yang membuat Ketua Serikat Buruh Indonesia Papua Barat, Anies Akwan angkat bicara

“kami melihat bahwa kasus ini sudah merupakan bentuk kekerasan terhadap Anak dan issue Anak di Indonesia menjadi konsentrasi sehingga sebagai penyelenggara Negara dalam hal ini pihak oknum keamanan yang melakukan tindakan harus diberikan sangsi tegas, dipecat dan perlu digiring ke pidana umum sehingga itu menjadi efek jera”. Terang Anies

“Karena yang namanya issue Anak Hari ini menjadi perhatian Negara untuk melindungi Hak Anak sehingga pada akhirnya kasus Deiyai harus berujung pada Anak yang menjadi korban maka ini sangat vital sekali”. Ujarnya

Sehingga secara pribadi maupun Organisasi Serikat Buruh menganggap bahwa Perusahaan PT. Dewa Putra Paniai tidak menjalankan tanggungjawab sosial kepada Masyarakat lingkungan sekitar dengan tidak memberikan bantuan kepada korban sehingga kami menganggap bahwa,

“Perusahaan tersebut ikut membinasakan nyawa korban dan kemudian berdampak pada bantuan Militer yang mengakibatkan kematian salah satu Warga Sipil Papua.

“Kami meminta kepada kementerian PU Balai Besar 10 Papua untuk harus memberikan daftar hitam (black list) kepada perusahaan dan ijinnya harus diberhentikan agar tidak lagi bekerja. Tegas, Akwan

Lanjut Anies, Dampak dari pada buruknya manajemen perusahaan mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit dari timah panas (peluru) yang dilontarkan oknum aparat keamanan.

Sehingga kami meminta kepada MABES POLRI, POLDA PAPUA/ PAPUA BARAT, PANGDAM PAPUA/PAPUA BARAT dan PEMERINTAH PAPUA/PAPUA BARAT dan semua pihak yang berhubungan dengan NKRI agar bertanggungjawab atas kejadian ini karena ini bertepatan dengan momen 17 Agustus 2017 Indonesia berusia 72 tahun.

“Maka kami meminta keseriusan Negara untuk selesaikan persoalan ini sehingga tidak lagi menambah daftar panjang dari Orang Papua untuk membenci Negara ini.

Anies meminta agar “pendekatan di Papua harus dilakukan dengan cinta kasih bukan dengan moncong senjata karena moncong senjata itu akan terus menebar bara api diatas Tanah Papua pada umumnya karena ini akan mempercepat perjuangan Orang Papua,

“Sehingga Negara harus hadir sebagai penyejuk, penengah dalam situasi emergensi bukan hadir sebagai penengah membela pengusaha dan membunuh Rakyatnya dengan senjata tajam, itukan tidak adil. Tutup, ketua SBI Papua Barat. (Marlon)

Tinggalkan Balasan