Militer Afghan Bunuh Ratusan Santri Tahfizh Qur’an

INTERNASIONAL49 Dilihat

AFGHANISTAN.KABARDAERAH.COM-
Laporan-laporan mengenai puluhan penduduk sipil yang terbunuh dalam serangan udara di sekolah agama (madrasah) oleh pasukan Afghanistan telah memicu protes keras.

Sementara pemerintah berjanji untuk melakukan penyelidikan menyeluruh insiden mematikan di distrik Dasht-e-Archi provinsi Kunduz utara, partai Hezb-e-Islami yang dipimpin mantan Kepala Mujahidin, Gulbuddin Hekmatyar, pada Rabu menyebut serangan itu “Kejahatan Perang terhadap Manusia.”

Pejabat Afghanistan bersikeras serangan itu hanya membunuh tersangka militan. Tetapi kantor berita setempat mengatakan lebih dari 100 penduduk sipil terbunuh dalam serangan udara mematikan atas sekolah agama, yang berdekatan dengan sebuah masjid, di distrik Dasht-e-Archi wilayah yang dikuasai Taliban.

“Seluruh rakyat Afghanistan meyakini bahwa ledakan di kota-kota dan masjid-masjid, yang targetnya membunuh ulama dan pemimpin mujahidin, bombardir di madrasah dijalankan dari satu alamat yang menginginkan berlanjutnya perang dan menganggap perdamaian sebagai sesuatu yang berlawanan dari kepentingan mereka,” Hezb-e-Islami menekankan unsur-unsur yang dianggap salah dalam pemerintah karena mendorong konflik

Militer Afghanistan berdalih, sebuah pertemuan yang diduga dilakukan Quetta Shura Taliban telah terkena serangan udara pada kemarin di distrik Dasht-e-Archi.

“Dalam seragan udara oleh Angkatan Udara Afghanistan sekitar jam 11 pagi [0630 GMT], 15 teroris Taliban, termasuk seorang anggota Quetta Shura, Mawlawi Baryal, terbunuh dan 10 lainnya terluka,” pernyataan itu mengatakan mengenai serangan udara mematikan Senin itu.

Gambar para santri dari upacara agama di madrasah di Dasht-e-Archi yang menggenakan turban tradisional dan gamba setelah serangan dengan jasad anak-anak berlumuran darah telah secara luas tersebar di media sosial.

Penduduk Afghanistan yang marah telah mengecam pemerintah Kabul dan pendukung Baratnya di media sosial, sementara media cetak setempat menyebut pemboman mematikan di tempat publik itu sebagai “kesalahan bencana”.
Sejumlah organisasi masyarakat sipil mendukung laporan korban sipil.

Qareebur Rehman, seorang anggota Keamanan dan Keadilan untuk Penduduk Sipil, mengatakan pada Anadolu Agency mengenai penemuan mereka yang mengindikasi bahwa lebih dari 300 orang, kebanyakan penduduk sipil berada di sekolah agama itu ketika serangan terjadi, dan sekitar 50 penduduk sipil kehilangan nyawa mereka dalam serangan tersebut.

Presiden Mohammad Ashraf Ghani memimpin rapat Dewan Keamanan Nasional pada malam Selasa untuk membahas masalah itu.

Diapit oleh pejabat tinggi pemerintahan, termasuk Ketua Eksekutif Abdullah Abdullah yang berbagi kekuasaan dengan presiden, para menteri dan para penasihat senior, Ghani memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.

Didukung oleh kekuatan militer udara Amerika, pasukan Afghanistan telah melancarkan sebuah operasi militer ekstensif terhadap pejuang Taliban yang sejauh ini tidak menanggapi tawaran perdamaian yang diperpanjang oleh Presiden Mohammad Ashraf Ghani pada Februari.

Kunduz masih merupakan salah satu benteng terkuat bagi Taliban. Ibukota provinsi itu telah dua kali jatuh tangan Taliban dalam tiga tahun terakhir. ***

(gunawan/Nashirul Haq AR)