SUMSEL.KABARDAERAH.COM- Penderitaan Jiwit akibat himpitan ekonomi ditambah keadaan buta huruf tidak membuat dirinya putus asa. Warga Desa Pelangki Kecamatan Muaradua itu mengaku kehidupan susah bukanlah baru kali ini dirasakannya.
Menurut bapak tiga anak itu kehidupan pelik serta susah yang dialaminya sudah dirasakannya sedari kecil. Sejak kecil dirinya sampai saat ini memang dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu.
“Jangankan untuk sekolah dan mengenyam pendidikan tinggi, buat makan sehari hari saja pun kami susah. Karna orang tua saya termasuk miskin serta tidak mampu dulunya,” Cerita Jiwit kepada Kbardaerah.com, Selasa (26/12).
Akibat keterbatasan ekonomi dari kedua orang tuanya, membuat Jiwit tidak bisa mendapatkan pendidikan semestinya. Hingga akhirnya dia terpaksa menjalani hidup dengan kondisi buta huruf dan buta angka.
Namun Jiwit mengaku tidak menyesal atas semua penderitaan dan kesusahan hidup yang harus dijalaninya hingga sekarang ini. Justru dirinya bersyukur telah diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan.
“Saya tidak menyesal meski hidup menderita karna kemiskinan ini, Justru saya tetap berterima kasih tuhan telah memberi kehidupan ini meski apa adanya,” tuturnya.
Jiwit Juga mengucapkan terima kasih atas kepedulian warga yang telah membantu dirinya beserta ketiga anak dan istrinya saat ini. Dengan cara memberi sembako serta bantuan lainnya, tetangganya terketuk untuk meringankan beban kehidupan mereka.
“Semoga kelak Kebaikan yang bapak Ibu berikan ini akan dibalas oleh Tuhan yang maha esa,” ungkap nya dengan perasaan yang mendalam.
(Den/Ais)
