Berkaca Pada Mahathir, Habibie Diminta Ikut Pilpres dan Tantang Jokowi

LIPUTAN KHUSUS64 Dilihat

JAKARTA.KABARDAERAH- Kemenangan politisi gaek Malaysia, Mahathir Muhammad pada Pemilu di Malaysia menimbulkan inspirasi bagi sejumlah politisi di Indonesia. Suara-suara agar mantan Presiden BJ Habibie balik ke panggung politik dan menantang Jokowi di Pilpres 2019 kian mencuat.

Dukungan agar Habibie meniru langkah Mahathir disampaikan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie Selasa.

Jimly menyebut Habibie bisa saja kembali menjadi presiden. Mengikuti langkah Mahathir Mohammad yang kembali menjadi PM Malaysia di usianya yang sudah 92 tahun. Habibie diketahui saat ini sudah berusia 81 tahun atau 11 tahun lebih muda dari Mahathir. “Kita becanda Pak Mahathir aja 92 bisa, pak Habibie juga bisa dong,” gurau Jimly.

Pernyataan Jimly ini disambut tawa peserta acara di antaranya ada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Wahid Institut Yenny Wahid dan sejumlah pejabat dan tokoh nasional lainnya.

Jimly kemudian meluruskan, Indonesia tentu saja tidak perlu mencontoh apa yang terjadi di Malaysia. Sebab, menurutnya, terpilihnya Mahathir menjadi PM di usia 92 tahu menunjukkan kaderisasi dan regenerasi di Malaysia tidak berjalan baik seperti di Indonesia.

Indonesia pasca reformasi dilihat Jimly justru berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin muda untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Sementara itu dalam pidatonya, Habibie mengatakan, perjalanan 20 tahun Reformasi telah banyak dicapai bangsa Indonesia. Agenda-agenda besar Reformasi diakui Habibie satu per satu sudah terlaksana. Mulai dari Amandemen UUD 1945, demokratisasi, otonomi daerah, penghapusan dwifungsi ABRI, pemberantasan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), dan pegakan supremasi hukum.

Habibie menilai sasaran utama Reformasi mengangkat peradaban bangsa Indonesia masih belum tercapai. “Yang kita sasar dengan Reformasi adalah kemajuan peradaban Indonesia, dengan kata lain sumber daya manusia Indonesia yang maju dalam iman, takwa, dan iptek dengan negara lain,” kata Habibie menegaskan.***

(gunawan/rel)