Mayat Khashoggi Kemungkinan Dibakar di Oven Besar di Kediaman Konjen Saudi

ANKARA.KABARDAERAH.COM- Mayat jurnalis Saudi yang dibunuh Jamal Khashoggi kemungkinan besar dibakar dalam oven besar di kediaman konsulat jenderal Saudi di Istanbul, sebuah penyelidikan Al Jazeera mengungkapkan, Selasa (4/3)

Rincian baru pembunuhan sang wartawan oleh tim pembunuh Saudi dilaporkan dalam sebuah film dokumenter oleh Al Jazeera Arab yang ditayangkan pada Ahad kemarin.

Pihak berwenang Turki memantau tungku pembakaran di luar ruangan ketika tas yang diyakini membawa bagian mayat Khashoggi dipindahkan ke rumah konsul Saudi setelah ia dibunuh di dalam konsulat yang berjarak beberapa ratus meter jauhnya.

Al Jazeera mewawancarai seorang pekerja yang membangun tungku yang menyatakan itu dibangun sesuai dengan spesifikasi dari konsul Saudi. Oven itu harus dalam dan tahan suhu di atas 1.000 derajat Celcius – cukup panas untuk melelehkan logam.

Kantung-kantung mayat juga dimasak dalam oven setelah pembunuhan untuk menutupi kremasi mayat jurnalis Saudi tersebut, lapor pihak berwenang.

Penyelidik Turki juga menemukan jejak darah Khashoggi di dinding kantor konsul Saudi setelah menghilangkan cat yang diterapkan tim pembunuh setelah membunuh kolumnis Washington Post itu pada 2 Oktober 2018.

Film dokumenter ini didasarkan pada wawancara dengan pejabat keamanan, politisi, dan beberapa teman Turki Khashoggi.Sebagai seorang kritikus Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) yang berkuasa di Arab Saudi, Khashoggi memasuki konsulat di Istanbul untuk mendapatkan dokumen sehingga ia dapat menikahi calon istri Turki-nya, Hatice Cengiz.

Riyadh awalnya bersikeras Khashoggi telah meninggalkan konsulat itu hidup-hidup sebelum mengubah laporannya dan mengakui bahwa jurnalis itu terbunuh dalam sebuah operasi yang katanya dilakukan oleh “unsur-unsur jahat”.

Sebuah laporan CIA mengatakan MBS kemungkinan memerintahkan pembunuhan Khashoggi – sebuah tuduhan yang disangkal oleh Arab Saudi.

Sebelas tersangka telah didakwa atas pembunuhan Khashoggi di Arab Saudi, yang bersikeras akan menangani kasus ini dan menolak ekstradisi mereka ke Turki.

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Agnes Callamard, yang memimpin penyelidikan internasional atas pembunuhan itu, menyebutnya “pembunuhan brutal dan terencana, yang direncanakan dan dilakukan oleh pejabat negara Arab Saudi”.

Investigasi internasional dimulai pada akhir Januari dan sebuah laporan resmi akan jatuh tempo pada bulan Juni. (Baim/st/Aje)