Jika hal ini yang terjadi, apa yang harus kita lakukan

OPINI & ARTIKEL28 Dilihat

SUMBAR.KABARDAERAH.COM- Mereka selalu menghindari konfrontasi melawan Islam secara terbuka. Sebaliknya, mereka gunakan CARA-CARA KOTOR untuk mempreteli kekuatan Islam satu per satu. bisa dikatakan, missi mereka sejak beberapa tahun lalu adalah mempreteli kekuatan Ummat.

Mari kita simak :

  1. Mereka mereka rusak kurikulum belajar agama.
  2. Lalu mereka batasi khutbah dan ceramah para ulama kritis.
  3. Mereka larang kegiatan dakwah di kampus.
  4. Mereka ganggu sistem jaminan konsumsi halal.
  5. Mereka gunakan dana Haji untuk keperluan di luar ibadah Haji.
  6. Mereka lindungi gerakan PENISTAAN agama secara massif dan sistematik lewat media.
  7. Mereka serang kehormatan para ulama dan kriminalisasi tokoh-tokoh Muslim.
  8. Mereka tangkap dan penjarakan para ulama dan tokoh kritis.
  9. Mereka lumpuhkan partai-partai Islam, dibusukkan dari dalam, atau diadu satu sama lain.
  10. Mereka buat UU untuk menghapus prinsip “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
  11. Mereka lumpuhkan kegiatan usaha dan bisnis Ummat dengan alasan Covid-19.
  12. Kegiatan sholat jamaah di masjid, pesantren, majelis taklim, sekolah, dilumpuhkan dengan alasan Covid.
  13. Demo menyampaikan aspirasi dan pendapat, juga dilarang dengan alasan Covid.
  14. Mereka lumpuhkan kekuatan mahasiswa.
  15. Mereka lumpuhkan kekuatan buruh melalui UU yang mengebiri.
  16. Mereka bubarkan organisasi-organisasi Islam yang dituduh radikal dan intoleran.
  17. Mereka dukung ajaran Islam yang isinya mendewa-dewakan penguasa dan meniadakan kritik atasnya.
  18. Mereka labeli kelompok-kelompok perlawanan sebagai radikal, intoleran, teroris.
  19. Mereka serang kelompok kritis, tokoh, dan pendukungnya dengan teror dan serangan fisik.
  20. Mereka banjiri otak masyarakat dengan berita-berita dusta, fitnah, putar balik fakta. Kalau tidak, dengan berita gosip dan hiburan sampah.
  21. Mereka suburkan pertentangan di tengah Ummat dan dijaga agar pertentangan itu terus memanas.
  22. Mereka bela orang-orang yang mendukung missi mereka dan dilindungi secara hukum, sedang mereka yang menentang satu per satu diperkarakan.
  23. Pelaku rezim terus memproduksi keDUNGUan tanpa henti, sehingga membuat masyarakat makin frustasi dan kehilangan harapan, kemudian semua itu diberi judulan “revolusi mental”.
  24. Mereka tak berani LANGSUNG MENYERANG Islam, tetapi secara bertahap melumpuhkannya lewat cara-cara KEKUASAAN (politik) yaitu dengan menerbitkan aturan, memainkan sistem hukum, menggunakan aparat bersenjata untuk menggebuk lawan-lawan politik, memakai UANG UMMAT dan UANG NEGARA sesuka hatinya, Mengeksploitasi media dengan memuat berita-berita yang tidak layak dipercaya, seolah keadaan negara baik-baik saja.
  25. Mereka Jual murah kekayaan alam kita dengan berbagai dalih.

Mari kita fikirkan bersama, jangan biarkan kekuatan kita dilumpuhkan.

Lama-lama, kalau cara di atas dibiarkan, mereka akan semakin kuat dan Ummat semakin lemah, bila hal ini terus terjadi, ya pastinya kita akan jadi seperti UIGHUR di XINJIANG.

kita sedang menuju kesana, tidak mungkin tidak, kelak Muslim akan jadi tamu di negerinya sendiri. Na’udzubillah wa na’udzubillah tsumma na’udzubillah min dzalik.

mari kita saksikan bahwa mereka bergerak seperti rayap, kita melihat kayu itu baik-baik saja. Tapi ketika dikoyak sedikit, baru sadar kalau itu sudah hancur bagian dalamnya. perkara ini harus jadi bahan renungan oleh semua elemen Muslim .

Mohon dengan sangat para ustadz, dai, ulama, tokoh Islam, santri, aktivis, emak-emak, partai Islam, ormas Islam, yayasan Islam, dan semuanya, fokus memikirkan kenyataan ini.

Apa yang sedang terjadi, dan akan ke mana arah kehidupan ini? Apa yang mesti kita lakukan untuk menegakkan aturan yang adil dalam kehidupan kita..?

Semoga saya, anda kita semua dikuatkan hati kita, diberi kecerahan pikiran, dilimpahi empati dan kepedulian, dalam menegakkan hukum Tuhan dalam kehidupan kita, semoga bermanfaat.

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk tentunya harus peka dengan narasi dan imajinasi semacam ini. Kehati-hatian dalam menyikapi dan merespon persoalan juga sangat diperlukan.

Mengingat bahwa konflik bernuansa SARA sudah bukan sekali dua-kali terjadi. Rentetan pengalaman tersebut sepatutnya menjadi peringatan bahwa kejadian serupa jangan pernah terulang kembali.

Oleh karenanya, publik di negeri ini perlu mawas diri dan tidak terbawa oleh persepsi dan opini yang dapat memantik permusuhan antar agama. Empati keprihatinan kepada para korban dan protes atas kekerasan yang terjadi saat ini memang perlu ditunjukkan.

Tetapi hal itu harus diekspresikan secara proporsional. Apapun bentuk aksi kepedulian yang mungkin dilakukan perlu menghindari upaya kapitalisasi kebencian (hatred) dan saling tidak percaya (distrust) antarkomunitas beragama.

Ini tidak berarti membenarkan sikap yang menutup mata seolah-olah semua baik-baik saja. Faktanya, memang masih banyak ketidakadilan dan diskriminasi yang terjadi di berbagai belahan bumi ini.

Publik perlu menyadari bahwa kontestasi politik yang secara institusional menganut sistem demokrasi justru bisa menghadirkan tampilnya kekuatan-kekuatan yang menjalankan agenda politik yang berseberangan dengan prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri. Mirisnya, praktik otokrasi elektoral atau kediktatoran elektoral (electoral autocracy or dictatorship) semacam ini seperti dikemukakan Renske Doorenspleet (2019), terindikasi menjadi arah pergeseran dari realitas politik dunia saat ini.

Kebenaran Islam yang tak terbantahkan adalah sumber kewarasan bagi bangsa ini dalam berfifkir, bersikap, dan bertindak.

Islam harus diyakini dan dihayati sebagai rahmat bagi seluruh alam. kebencian itu sendiri datang dari syaitan.

Kekerasan terhadap komunitas muslim hari ini sesungguhnya adalah ujian bagi siapapun yang menyatakan dirinya sebagai orang yang beriman.

Hal ini adalah ujian bagi kita, selama mengaku beriman, hatinya pasti akan tersentuh untuk berempati atas penderitaan yang dialami saudaranya sesama, tanpa memandang apa agamanya.

 

DOA ADALAH SENJATA ORANG BERIMAN

ALLAH SWT mengabulkan semua DOA hambanya yang bertaqwa. agar cepat terkabulkan. sayarat utama adalah beriman dengan lurus kepada Allah SWT, terlebih bagi yang sedang teraniaya, baik lahir maupun batinnya, Insya Allah doa mereka makbul.

Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia Ustadz Fauzan Amin mengatakan, Allah akan mengabulkan doa tiga golongan orang. Dimana harapan dan keinginanannya saat itu akan terkabul lebih cepat.

“Ingat, doa orang yang dizalimi (red.pasti) maqbul,” ujar ustadz Fauzan saat dihubungi Okezone, Jumat (15/11/2019).

“Ada tiga golongan manusia yang doa mereka tidak akan ditolak:

  1. Orang yang berpuasa sampai ia berbuka,
  2. Pemimpin yang adil
  3. Doanya orang yang dizalimi. Allah berfirman : Demi keagungan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu meskipun tidak serta merta.”(HR. Tirmidzi dan yang lainnya, hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani).

jadi, Salah satu Jalan untuk melawan adalah dengan beriman kepada Allah SWT dengan sebenarnya beriman kemudian berdoalah kepada NYA dengan harap dan cemas.(Red)