Satu Jam, Empat Mata, M. Nasir Jamil dan Hj.Rizayati Bangun Silaturahim, Bawah Terang Untuk Indonesia

TERBARU79 Dilihat

JAKARTA, KABARDAERAH.COM -Waktu menunjukkan pukul 13.30 waktu Jakarta. Langit kota metropolitan tampak cerah dan bersahabat. Sengatan cahaya surya alam (matahari) di seputaran Jalan Raya M.H. Thamrin, bumi Batavia (Jakarta-red) siang itu dihirukpikuki oleh kendaraan bermotor,tanda kehidupan masyarakat melakukan aktivitas demi kebutuhan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 mendera dunia.

Para pejalan kaki juga lalulalang melintasi bahu jalan di Ibu Kota Negara yang memiliki tiga julukan yakni Negara Maritim, Negara Agraris, dan Negara Kepulauan. Disebut negara Martim karena memiliki perairan yang sangat luas, Negara Agraris karena rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani, dan Negara Kepulauan karena kenyataannya Indonesia memiliki sedikitnya 16.056 pulau sebagaimana diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.

Hari itu, Rabu 10 Maret 2021, sekitar pukul 13.30 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB). Sesosok pria berperawakan tinggi, body atletis, bercambang tipis melangkah memasuki loby Gedung The Plaza Office Tower 25th Floor, Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30 Gondangdia, Jakarta Pusat. Setelan jeans dipadu kemeja batik lengan panjang melengkapi penampilannya.

Pria tersebut tak lain adalah Muhammad Nasir, S.Ag, M.Si, politisi senior, Anggota Komisi III DPR RI asal daerah pemilihan Provinsi Aceh. Ia juga mantan anggota Tim Pengawas DPR RI terhadap rehabilitasi plan rekonstruksi Aceh-Nias, sekaligus Tim Pemantau DPR RI atas implementasi MoU Helsinki antara Pemerintah RI-GAM, beberapa waktu lalu.

Ia tampak melangkah memasuki loby gedung yang berada tak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jantung Ibukota Republik Indonesia (RI). Nasir Jamil demikian politisi vokal asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu disapa, berjalan menuju lift The Plaza Office Tower. Langkahnya menuju lantai 25 untuk bersilaturahim dengan Presiden Direktur PT Imza Rizky Jaya Group, Dr. (Cn) Hj. Rizayati, SH.,MM, seorang tokoh perempuan asal Aceh.

Hari itu Muhammad Nasir Jamil diketaui punya agenda pertemuan “Empat Mata” dengan Hj. Rizayati. Nama terakhir dikenal juga sebagai Srikandi Cut Nyak Cahaya Jeumpa, begitu gelar kehormatan masyarakat adat untuknya. Gelar itu disematkan langsung oleh ulama kharismatik Aceh, Tgk Muhammad Amin (Abu Tumin), di Kompleks Makam Raja Jeumpa, kawasan Desa Blang Seupeng, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Selasa (28/7/2020).

“Ya, silaturahim, sekedar silaturahmi saja, karena beliau sebagai salah seorang warga masyarakat Aceh di perantauan yang terbilang sangat sukses. Karena Ibu Rizayati telah memberikan kontribusi kepada masyarakat dan bangsa apakah itu terkait rumah, penerangan maupun pengembangan UMKM dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lainnya di Indonesia,” kata mantan Anggota DPRD Provinsi Aceh dari Partai PKS itu kepada media ini.

“Nah, sebagai anggotra DPR RI asal Aceh, saya patut menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dedikasi sosial beliau kepada masyarakat Aceh, dan artinya, dia sebagai orang yang di rantau ternyata masih punya keperdulian yang besar terhadap kampung halamannya. Biasanya orang kalau di daerah rantau itukan biasanya lupa dengan daerah asalnya. Tapi Ibu Rizayati ini ternyata orang yang memiliki kepedulian sangat tinggi,” urai Nasir.

Bang Nasir yang pernah menduduki jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu menjelaskan, momen pertemuan dengan Hj. Rizayati adalah kesempatan untuk sharing pengalaman tentang pembangunan di daerah mereka (Aceh).

“Kehadiran saya juga untuk bertemu beliau secara langsung, karena selama ini saya hanya mendengar dan melihat bu Rizayati ini di berita-berita di media dan juga di papan-papan reklame. Iya syukurlah saya bisa ketemu dengan beliau dan ternyata beliau seorang wanita yang tangguh, ulet, dan punya daya dobrak yang sangat kuat,serta begitu besar kepedulian bagi masyarakat dan bangsa kita,” kisah Nasir Jamil yang pernah menolak pesangon sebesar Rp 75 juta saat meninggalkan kursi DPRD NAD tersebut.

Politikus vokal yang berani menolak Laporan Pertanggungjawaban (LPj) Gubernur NAD, Abdullah Puteh, yang terlibat kasus korupsi APBD tersebut mengaku kagum atas dobrakan Hj.Rizayati. Ia menilai Hj.Rizayati sangat peduli terhadap kebutuhan masyarakla di Pedesaan dengan membawa misi ekonomi dalam merealisasikan salah satu program Nasional pemerintah pusat akan kebutuhan sarana penerangan dan perumahan serta UMKM di Indonesia.

“Jadi, Ibu Rizayati itu ingin merealisasikan dan mengimplementasikan ucapan dari R.A Kartini, yakni ‘Habis Gelap Terbilah Terang’. Kira-kira begitulah. Beliau membawa misi R.A. Kartini. Beliau ingin tempat-tempat gelap di pelosok negei ini diterangi dengan memasang lampu-lampu tenaga surya,” salut Nasir.

“Iya, saliutlah kepada beliau. Seorang perempuan dengan dobrakanannya begitu kuat untuk kepentingan masyarakat dan negeri yang dicintainya itu,” tegas mantan ketua Pokja Pertanahan DPR RI tersebut.

Almuni Institut Agama Islam (IAIN) Ar-Raniri Banda Aceh ini menjelaskan, pertemuan dalam rangka silaturahim dengan Hj.Rizayati itu begitu berkesan. Ia berkesempatan mendengarkan langsung berbagai program pembangunann yang telah dan terus dikerjakan oleh perusahaan kontruksi PT Imza Rizky Jaya Group di berbagai wilayah di Indonesia.

Perbincangan antara Nasir Jamil dan Hj.Rizayati siang itu tak jauh dari program nasional “Indonesia Terang” yang digagas oleh tokoh pengusaha sukses asal Aceh tersebut. Di benak Nasir Jamil, terang sandang,terang pangan dan terang papan, yang diusung Dr (Cn) Hj.Rizayati,SH.MM bukan hanya sekedar terang fisik tapi juga bagaimana terang itu bisa menghidupkan.

“Kalau dia (Ibu Rizayati) bilang terang sandang, terang pangan, dan terang papan, menunjukkan bahwa terang itu menghidupkan. Sandang, pangan dan papan itu kebutuhan pokok manusia. Penerangan atau listrik itu sudah menjadi kebutuhan primer keempat selain tiga yang disebutkan tadi,” jelas Nasir.

Ia menjelaskan, terang pangan, bagaimana orang itu hidup dalam kegelapan, toh transasik-transaksi itu kan harus dilakukan di tempat yang terang, bukan gelap. Begitu juga dengan pangan dan papan, jadi di sini ada misi ekonomi yang dibawa dan dibangun Ibu Rizayati di program Indonesia Terang itu.

“Ada filosofi di balik tagline Terang itu sendiri. Terang pangan,terang sandang dan terang papan. papa itukan perumahan, ya jelas rumah itu harus diterangi, jadi intinya terang itu harus menghidupkan perekonomian. Sedangkan Gelap itu mematikan Perekonomian,”

Nasir menyebut, bahwa sebenarnya tagline Terang Sandang,Terang Pangan dan Terang Papan, itu beliau atau Ibu Rizayati ingin mengajak masyarakat,bangsa dan negara ini menumbuhkan perekonomian rakyat.

Jika terang ini dikaitkan dengan komisi-komisi di DPR RI, itu sudah lintas komisi. Tidak hanya komisi hukum, HAM, dan Keamanan, tapi seluruh komisi-komisi di DPR menyangkut semuanya. Semua membutuhkan. Terang dari perspektif hukum, artinya semua tempat membutuhkan terang sehingga penjahat tidak leluasa melakukan aksi kejahatan.

“Tidak hanya itu, tapi Polisi juga mebutuhkan Keterangan, hahaha…,” Nasir tertawa lepas. “Tidak hanya polisi tapi juga untuk wartawan yang harus mendapat keterangan dari narasumber sehingga pemberitaan juga akurat serta terang benderang,” ujarnya kembali tertawa lepas.

Sementara itu, Dr (Cn) Hj. Rizayati selaku tuan rumah, mengaku bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Nasir Jamil atas kunjungan dan dukungan terkait program yang digagasnya.

“Alhamdulillah, Terimakasih kepada Bang Nasir Djamil dan Tim ditengah kesibukannya masih menyempatkan waktu berkunjung ke kantor untuk bersilaturrahmi, beliau sangat mendukung dan memahami tujuan luas dari Program Indonesia terang yang saya gagas ini, semoga pembahasan baik ini untuk membangun negeri dimudahkan Allah dilancarkan dan terealisasi sesuai harapan . Aamiin,” ujarnya bersyukur.

Hj. Rizayati menegaskan, kedatangan Politisi senior asal Aceh tersebut untuk silaturrahmi. “Kebetulan kami sesama Aceh yang berkiprah di level nasional. “Banyak hal yang kami bahas tentang Aceh, saya dan Bang Nasir Jamil sama-sama punya tujuan bagaimana membangun Aceh lebih baik kedepan serta keluar dari kemiskinan,” jelasnya.

“Karenanya saya meminta dukungan dan doa semua pihak agar program Indonesia Terang dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa,” ujar pengusaha yang kurang dari satu tahun belakangan ini telah meraih sedikitnya 8 (delapan) penghargaan bertaraf nasional maupun Internasional dari berbagai kriteria tersebut.

Ikut dalam tim Muhammad Nasir Jamil di antaranya Ramadhan Djamil, Said Fadhil (Ex. Kepala BPKS Sabang) dan dua orang stafnya. Sedangkan dari Manajemen PT. Imza Rizky Jaya Group, Dr.(Cn) Hj. Rizayati,SH.MM (Persdir) sekaligus penggagas program Indonesia Terang, Teuku Eddy Faisal Rusydi, Direktur PT Imza Rizky Jaya Group.

Kita berharap, “pertemuan empat mata” antara dua tokoh nasional M. Nasir Jamil dan Dr.(Cn) Hj.Rizayati bersama tim lainnya akan bermanfaat bagi pembangunan di Provinsi Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya. ** (domi lewuk).