Masyarakat Mengeluh Akibat Jembatan Penghubung Kali Nabire Belum Di Perbaiki

TERBARU34 Dilihat

Papua, kabardaerah.com – Masyarakat Kabupaten Nabire mengeluh akibat jalan utama yang menghubungkan kota dengan beberapa kecamatan seperti topo, wanggar hingga beberapa kabupaten wilayah meepago menjadi terhambat akibat belum terbangunnya jembatan oleh pemegang proyek.

Masyarakat juga sangat berharap pemerintah benar-benar memperhatikan hal tersebut sebab jalan penghubung yang paling aman untuk melakukan aktivitas hanya melalui jalan tersebut. Seorang pemuda juga mengaku jika memutar lewat kali bobo sangat jauh hingga berharap pemerintah segera membangun jembatan tersebut secepatnya dan tidak molor oleh pemegang proyek.

“Selama sekitar 7 bulan disini tu, kita (masyarakat) yang rata-rata dari SP, Wadio ada banyak semua rata-rata banyak pendudukkan bagian atas sini, bagian kota kan kurang ,” ujarnya, Rabu, (16/08/2017).

Ia juga menambahkan rata-rata setiap kendaraan yang menuju kota itu biasanya menggunakan jalur wonorejo melewati jembatan kali nabire namun sayang mereka sekarang harus memutar jauh melewati kali bobo.

“Jadi rata-rata kendaraan itu kan menuju kali nabire ini, terlalu stenga mati sekali karna jembatannya rusak,” ungkapnya

Lebih jauh dirinya, menjelaskan jika masyarakat menggunakan jalur kali bobo harus putar jauh padahal jalan yang lebih muda untuk di jangkau yaitu melewati jalur wonerejo lalu karang, namun jembatan penghubung sudah terputus, dan mereka berharap pemerintah secepatnya perbaiki jembatan kali nabire.

“Jembatan memang sudah lama putus, tapi pemerintah ini tidak pernah perhatikan. Sering saya jalan di situkan, marah kepada pemerintah daerah nabire, karna ini jalan di tengah kota. Cara bagaimana dorang perhatikan sebelum jauhnya, karna ini jalan umum dan juga jembatan (penghubung) umum dan pertengahan kota,” terangnya.

Jefri juga berharap pemerintah daerah maupun yang mengerjakan proyek jembatan tersebut agar secepatnya memperbaiki akses jalan bagi masyarakat nabire.

“Rata-rata ini masyarakat rasa terhambat aktivitasnya karena, penduduk yang tinggal di kota nabire itu paling banyak arah atas, jadi kalau putar kali bobo terlalu jauh dan tidak pernah masyarakat lewat situ. kami berharap pemerintah bisa melihat hal seperti ini,” tuturnya.

(Dami Zanambani)

Tinggalkan Balasan