Surat Terbuka Pastor Kopong Tuan Untuk Menag : Gereja Katolik Roma Bukan Bagian dari Gereja Nestorian

INTERNASIONAL38 Dilihat

FILIPINA,KABARDAERAH.COM-Pastor Yohanes Kopong Tuan, MSF, seorang Imam anggota Kongregasi Misonaris Keluarga Kudus (MSF) atau Congregatio Missionariorum a Sacra Familia yang kini bertugas di Keuskupan Novaliches-Quezon City-Metro Manila, Pilipina, menulis Surat Terbuka Enam (6) Institusi di Indonesia, menulis Surat terbuka yang ditujukan kepada Menteri Agama Republik Indonesia,Menteri Pendidikan Republik Indonesia, Dirjen Bimas Kristen Republik Indonesia,Persekutuan Gereja Indonesia (PGI),Yayasan, Kepala Sekolah, dan seluruh Guru Agama Kristen Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen, Penulis maupun Editor Buku Siswa “Sejarah Gereja Kelas VII untuk Sekolah Menenagh Pertama Teologi Kristen.”

Dalam surat terbuka yang diterima media ini, Selasa (2/3/2021) Yohanes Kopong Tuan menegaskan bahwa surat yang dibuatnya tidak mewakili lembaga Gereja Katolik Indonesia dalam hal ini Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan juga tidak mengatasnamakan seluruh umat Katolik Indonesia. Surat terbuka tersebut atas nama pribadi sebagai seorang umat Katolik juga seorang Imam Misionaris Katolik dalam Gereja Katolik Roma.

Berikut adalah isi Surat Terbuka RP.Yohanes Kopong Tuan,MSF kepada pihak terkait :

Melalui surat terbuka ini, ijinkan saya terlebih dahulu memperkenalkan diri saya. Saya adalah Pastor Yohanes Kopong Tuan MSF yang sekarang bertugas sebagai Misionaris di Pilipina, tepatnya di Keuskupan Novaliches-Quezon City-Metro Manila.

“Surat terbuka saya ini tidak mewakili lembaga resmi Gereja Katolik Indonesia dalam hal ini Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) juga tidak mengatasnamakan seluruh umat Katolik Indonesia. Surat saya ini merupakan surat pribadi yang mengatasnamakan pribadi saya sebagai seorang umat Katolik dan juga sebagai seorang imam dalam Gereja Katolik Roma,” tulis nya.

Beberapa hari ini, media sosial diramaikan oleh banyaknya postingan terkait isi dari Buku Siswa Sejarah Gereja Kelas VII untuk Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Dikrektorat Pendidikan Kristen, Kementerian Agama Republik Indonesia yang mana pada halaman 24 buku tersebut dituliskan bahwa Gereja Katolik Roma merupakan bagian dari “gereja Nestorian”.

Buku Siswa Sejarah Gereja Kelas VII untuk Sekolah Menenagh Pertama Teologi Kristen. (ilustrasi foto: suludesa)

“Sebagai sebuah buku pegangan bagi para siswa dan juga buku pengajaran bahkan sebagai buku sejarah Gereja, jelas bahwa isi dari tulisan sebagaimana tercantum dalam halam 24 terkait Gereja Katolik Roma adalah ‘SESAT dan SALAH BESAR.’

“Saya mengatakan bahwa isi dari buku itu adalah sesat dan salah besar,” tegas Yohanes Kopong Tuan.

Pertama, Gereja Katolik Roma tidak berafiliasi atau tidak merupakan bagian dari gereja lain manapun. Istilah Gereja “Katolik” sudah ada sejak abad awal, walau pertama kali diresmikan pada tahun 107 ketika Santo Ignatius dari Antiokhia menjelaskan dalam suratnya kepada jemaat di Syrma 8, untuk menyatakan Gereja Katolik sebagai Gereja satu-satunya yang didirikan Yesus, untuk membedakan umat Kristen dari para heretik pada saat itu yang menolak bahwa Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia, yaitu heresi/ bidaah Docetism dan Gnosticism. Nah Gereja Katolik yang dimaksud di sini adalah Gereja Katolik yang mengakui otoritas uskup Roma, sebagai penerus rasul Petrus. (Bdk. katolisitas.org).

Kedua, bahwa dengan demikian ketika menjelaskan bahwa gereja Nestorian meliputi yang salah satunya adalah Gereja Katolik Roma, itu adalah sebuah kesalahan besar dan sesat karena Gereja Nestorian yang pengikutnya adalah para pengikut ajaran Nestorius.

Padahal, Nestorius sendiri adalah seorang Uskup dari Konstantinopel dinyatakan sesat dan bidaah oleh Gereja Katolik Roma dalam Konsili Efesus (431) dan Konsili Kalsedon (451)-yang di dalamnya Santo Sirilius dari Alexanderia (370) sangat berperan besar-karena pengajarannya yang sesat terkait Yesus Kristus.

Menurut Nestorius, Yesus Kristus memiliki dua (2) kodrat dan dua (2) pribadi yaitu Allah dan manusia serta pengajarannya yang memandang Maria sebagai Bunda Kristus (Christotokos) dan bukan sebagai Bunda Allah (Theotokos) karena Yesus dilahirkan Bunda Maria adalah sebagai manusia biasa (bdk. hidupkatolik.com, katolikindonesia.com dan mirifica.net).

“Ketiga, bahwa dari fakta sejarah ini menunjukan dengan jelas bahwa Gereja Katolik Roma adalah satu-satunya Gereja yang berdiri sendiri tanpa pernah menjadi bagian dari gereja Nestorian,.” urai Kopong Tuan.

“Bagaimana mungkin Gereja Katolik Roma yang mengutuk dan menyatakan sesat serta bidaah ajaran Nestorius berbalik arah menjadi bagian dari gereja Nestorian?” tegas Misionaris Keluarga Kudus asal Flores, NTT itu.

Oleh karena itu, berpijak pada fakta sejarah singkat sebagaimana yang saya jelaskan dalam ketiga point di atas dan atas dasar bahwa segala hal yang diajarkan dan dipelajari adalah untuk mencapai sebuah kebenaran berdasarkan fakta sejarah serta demi kebaikan bersama dan tidak menjadi jalan penyesatan bagi para siswa maka Kopong menyampaikan dua poin penting kepada pihak-pihak terkait.

“Meminta kepada pihak terkait yang saya sebutkan diatas agar menarik dan merevisi kembali buku pengajaran ini bahwa Gereja Katolik Roma tidak pernah menjadi bagian dari gereja Nestorian.”

“Kepada penulis, editor dan penerbit agar mengedepankan kebenaran fakta sejarah dalam menuliskan sejarah agama dan gereja lain. Jika hal-hal yang berhubungan dengan gereja atau agama lain sebaiknya menggunakan sumber yang jelas dan benar atau minimal bertanya kepada pihak atau otoritas agama tersebut. Karena di dalam buku itu ditulis Gereja Katolik Roma, maka pihak yang bisa menjadi sumber yang tepat dan benar adalah KWI.* (Domi Lewuk).