Dosen Ekonomi Unkhair Sebut Bahrain Kasuba Gagal Atasi Kemiskinan

BERITA UTAMA628 Dilihat

Malut, Kabardaerah.com – Dosen aktif Fakultas Ekonomi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Dr Muamil baru-baru ini mengeluarkan statment pedas, Dosen yang juga Staf Khusus Bupati Halmahera Selatan Bidang Ekonomi mengklaim mantan Bupati Halsel Bahrain Kasuba gagal menuntaskan masalah kemiskinan. Hal ini disampaikan Muamil melalui pres rlilisnya pada Senin (24/01/2024).

Menurutnya, Kabupaten Halmahera Selatan sebagai daerah yang memiliki kekayaan sumberdaya alam serta tingkat kepadatan penduduk terbesar dari kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Maluku Utara bisa menjadi potensi sekaligus ancaman bagi kebijakan pemerintah daerah dalam pengentasan kemiskinan.

“Pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Halmahera Selatan sebesar 4,11 persen, kemudian pada tahun 2018 meningkat sebesar 4,80 persen dan pada tahun 2019 sebesar 5,80 persen. Sementara jika diihat dari Garis kemiskinan pada tahun 2016 sebesar Rp. 266.165/kapita/bulan, kemudian pada tahun 2018 garis kemiskinan sebesar Rp.290.627/kapita/bulan dan meningkat lagi pada tahun 2019 sebesar Rp.301.161/kapita/bulan,”tutur Muamil

Lanjutnya, Berdasarkan fakta di atas, staf khusus bupati bidang ekonomi keuangan, Dr. Muammil Sun’an, SE., M.P., M.AP beranggapan bahwa kemiskinan merupakan problem bagi setiap daerah sekaligus menjadi program prioritas setiap pemerintah dalam kebijakan pembangunan daerah.

“Hal ini disebabkan setiap bentuk kebijakan pemerintah daerah harusnya bermuara pada masalah-masalah yang dihadapi masyarakat seperti kemiskinan dan pengangguran. Untuk itu, setiap kebijakan pemerintah daerah harusnya mampu menyelesaikan atau mengentaskan tingkat kemiskinan yang ada di daerahnya,”ungkapnya.

Lanjut dia, Jika didasarkan pada data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Halmahera Selatan yang menunjukkan jumah penduduk miskin dan garis kemiskinan yang terus mengalami peningkatan selama periode 2016 – 2019 menunjukkan bahwa pemerintah daerah gagal dalam menjalankan kebijakan penganggulangan kemiskinan yang merupakan program kerja yang harus diprioritaskan.

“Pemerintahan di tahun 2016 – 2019 (Bahrain Kasuba) telah gagal atau keliru dalam setiap menjalankan kebijakan pembangunan karena tidak mampu menyelesaikan masalah – masalah social seperti kemiskinan dan penganguran. Pemerintahan di masa Bahrain Kasuba dapat dikatakan gagal dalam merencanakan dan mengimplementasi kebijakan pembangunan daerah karena jumah penduduk miskin terus mengalami peningkatan,”tegasnya.

“Angka garis kemiskinan yang terus meningkat menunjukkan bahwa beban masyarakat semakin berat karena untuk memenuhi kebutuh pokok harus mengeluarkan jumlah rupiah yang besar. Garis kemiskinan diartikan sebagai pengeluaran rata-rata atau konsumsi rata-rata untuk kebutuhan pokok berkaitan dengan pemenuhan standar kesejahteraan. Bentuk kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin,”tutupnya(udhy)