Sultan B. Nadjamudin Gelar Silaturahmi dengan Imam di Islamic Center of New York

D.K.I JAKARTA22 Dilihat

JAKARTA-Wakil Ketua DPD RI Bidang III Sultan B. Nadjamudin menggelar pertemuan silaturahmi dengan Muhammad Syamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York) terkait Isu-isu Perkembangan Muslim di Amerika (Newyork) di Kediaman Rumah Dinas DPD RI Jl. Denpasar C II No.10 Kawasan Kuningan Jakarta Selatan,Senin (27/6/2022) malam.

Pertemuan ini dihadiri oleh Anggota DPD RI, H. Tamsil Linrung, Artis Senior Arwar Fuadi, Dra.Hj.Elviana, M.Si anggota DPD RI, Zuhri M Syazali mantan bupati Bangka Belitung ,dan Dr. Abdul Kholik, SH., M.Si senator dari Jawa tengah.

Dalam pengantarnya, mantan wakil gubernur Bengkulu menguraikan peran dan aktivitas Muhammad Syamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York) di Negeri Paman Sam itu.

“Saya ingin mengatakan, bahwa Muhammad Syamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York) bukan hanya sekali duakali sempat menjadi Viral yang sering diskusi tentang isu perkembangan Muslim di Amerika. Dan beberapa kali saya berdiskusi dengan beliau karena ternyata saya harus mengatakan patuah orang tua dulu itu benar, tak kenal maka tak sayang,” katanya mengawali silaturahminya.

Muhammad Syamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York). Domi Lewuk

Dikatakan, kalau orang jarang diskusikan tentang sesuatu terkadang mereka mengambil dari sudut pandang yang dia mau sendiri, ternyata tidak semua persepsi yang muncul di publik mungkin melalui media itu sama dengan yang sebenarnya.

“Makanya saya beruntung beliau sempat datang kesini, makan malamlah kami tak ada acara yang luar biasa namun yang luar biasa itu teman teman berkumpul dan makan malam kemudian berdiskusi dengan bapak Muhammad Syamsi Ali. Beliau juga sudah menjadi warga negara di New York tetapi juga beliau bangga jadi orang Indonesia. Tetapi points yang paling penting buat saya sebagai muslim perkembangan Muslim di Amerika luar biasa,” ujarnya mengapresiasi.

Lanjut dia, dirinya banyak sahabat disana dan beliau juga kenal, ada tokoh juga di sana, ada walikota, ada senat, senator dan ternyata sudut pandang mereka juga sama, karena informasi terkadang mereka berfikir, oh.. muslim terkadang identik dengan kekerasan dan lain sebagainya. Namun ternyata di sana ( New York ) beliau diangkat menjadi imam.

“Jadi, singkat kata, dengan komunitas yang beragam disana ternyata hidupnya damai.Itu point yang mungkin kita syiarkan,” kata Sultan dalam pengantar diskusi tersebut.

Sementara itu, dalam paparannya, Muhammad Syamsi Ali lalu menceriterakan tentang isu perkembangan umat muslim di America dimana dirinya telah menjadi warga negara Amerika.

“Ini sebuah kebahagiaan dan penghormatan yang luar biasa, pada malam hari ini saya bisa bersilaturahmi dengan bapak wakil Ketua DPD dan beberapa anggota DPD RI lainnya. Bahwa, Islam di Amerika serikat memang terus berkembang, jadi ada seperti paradoks yang terjadi,” ungkapnya.

Disatu sisi kata dia, tantangan belum berkurang dan kesalah fahaman memang terkadang terdesain oleh khususnya media. Ini mohon maaf para media ini karana (mungkin) belum terlalu jujur menampilkan agama kita ini. Kalau ada salah satu orang Islam melakukan kesalahan, seolah-olah mewakili seluruh 1,7 miliyar manusia tetapi ketika kita melakukan kebaikan-kebaikan itu terkadang kurang terekpost.

“Ya kalau kata orang, kalau anjing menggigit orang bukan berita, tetapi kalau orang menggigit anjing itu baru jadi berita kira kira begitu. Jadi orang-orang Amerika masih banyak yang salah faham, apalagi secara musiman ini juga dipengaruhi oleh keadaan politik yang berada di Amerika. Misalnya, ketika ada pemilihan Presiden Donal Trump betul-betul suasana kurang kondusif bagi kami. Bukan karena kebijakan pertama kali, tetapi karena karakter kepemimpinan,” urainya.

Dikatakan, seorang pemimpin itu dampaknya luar biasa kepada masyarakat luas dan mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat. Orang -orang Amerika banyak juga yang kurang terdidik, kalau di kota besar seperti new York iya, tetapi begitu keluar sedikit mereka tahunya bawa senjata saja, jadi banyak juga yang kurang terdidik.

“Jadi, ketika emosi mereka dibakar dengan retorika seperti Donal Trump, banyak yang kemudian marah kepada agama kita ini. Sehingga kita masih menjadi bulan bulanan kesalah pahaman, Islamophobia tetapi pada saat yang sama alhamdulillah Islam ini berkembang secara terus menerus,” imbuhnya.

Berfoto Bersama usai pertemuan silaturahmi (domi lewuk)

Muhammad Syamsi Ali mengatakan, menurut estimasi bukan justru orang Amerika sendiri mengatakan bahwa, setiap tahun yang masuk agama Islam itu sekitar 20 ribu orang minimal. (Mereka) yang masuk Islam ini bukan dari sudut kuantitasnya saja tetapi kualitasnya juga, rata-rata anak muda, terdidik, profesional dan pendapatannya pertengahan keatas.

“Kalau pendapatan pertengahan di Amerika itu, misalnya kalau dia selesai S1, kalau dia pekerja profesional minimal gajinya 80 ribu Dolar per Tahun. Jadi sampai 450 ribu Dolar pertahun dan itu masih dikatakan pendapat pertengahan kalau di Amerika. Ini banyak yang masuk Islam, sehingga ini dengan sendirinya memperkuat posisi Islam di Amerika dan semakin solid,” ungkap pria yang akrab disapa Syamsi Ali itu.

Syamsi Ali lalu menguraikan, bahwa saat ini sudah ada pegawai senior di White House Muslim bahkan di kongres juga 3 orang. Sebelumnya ada 4 orang tetapi yang satu jadi Hakim Agung dan kemudian di beberapa kota sudah ada walikota Muslim dan di kota New York, yang adalah wilayah yang dirinya tinggal saat ini sekitar 10 %.

“Jadi dari sekitar 11 juta, itu sekitar satu juta lebih Muslim, ada lebih 300 masjid yang ada di kota New York, baik besar maupun kecil pun di lembaga kepolisian ada sekitar 1.400-an anggota NYPD (New York Police Department) itu beragama Islam,” kisah Syamsi Ali.

“Saya sendiri bekerja sebagai pelatih kultur, budaya, pelatihan sensitas kultur. jadi kalau polisi mau masuk masjid, apa yang harus dilakukan, itu yang kita latih, kecil-kecil, tetapi mereka apresiasi. Bahkan beberapa bulan terakhir ini Hekuator kepolisian ada Sholat Jum’at, ada jum’ atan,” paparnya.

Saat ini, Syamsi Ali dikenal sebagai salah seorang anggota dewan penasihat di organisasi-organisasi besar. Di antaranya adalah Indonesian Muslim Society in America dan Indonesian Muslim Intellectual Society in America.** DL.