Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto Terima Delegasi PGMI, Tolak Madrasah Dikeluarkan Dari UU Sisdiknas

BERITA UTAMA26 Dilihat

JAKARTA-Wakil Ketua MPR RI H. Yandri Susanto S.Pt menerima Delegasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI), di ruang pimpinan gedung Nusantara III Komplek Parlemmen, Senin (8/8/2022). Dalam kesempatan itu ia menegaskan, penolakannya terhadap rencana penghilangan istilah madrasah dari UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

“Bila penghilangan istilah madrasah, itu diteruskan maka draf RUU Sisdiknas, itu tidak pantas masuk apalagi sampai dibahas di DPR RI,” tegasnya di hadapan delegasi.

Dijelaskan, Madrasah dan Pondok Pesantren, memiliki jasa yang sangat besar bagi bangsa dan negara. Penghapusan istilah madrasah dari RUU Sisdiknas berarti menghapus jasa madrasah dari perjalanan sejarah bangsa, dan itu tidak boleh terjadi sampai kapanpun.

“Saat ini istilah madrasah masih ada dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003, itu saja banyak madrasah dan pondok pesantren yang perjalanannya terseok-seok. Apalagi, bila dihapuskan dari UU. Karena itu, penolakan terhadap rencana penghapusan istilah madrasah dari UU adalah harga mati,” kata Yandri.

Lanjutnya, jika bangsa Indonesia mau menjadi bangsa yang mulia, kata Yandri wajib hukumnya memuliakan madrasah. Sebaliknya, jika bangsa Indonesia menyingkirkan madrasah, maka Indonesia juga akan menjadi bangsa yang tersingkir.

“Kita tidak boleh diam, jika tidak mau dianggap setuju. Karena itu kita perlu terus mengingatkan semua pihak, hingga rencana penghapusan istilah madrasah dari UU Sisdiknas, itu benar-benar dibatalkan,” ujarnya menanggapi pernyataan Ketua DPP PGMI Drs. H. Syamsuddin, P. M.Pd.

Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto bersama Dewan Pengurus PGMI (domi lewuk)

Semmentara itu, Ketua DPP PGMI menyampaikan hasil rekomendasi rakernas PGMI yang berlangsung pada 22-25 Juli 2022 di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Rekomendasi Rakernas itu, antara lain berisi penolakan PGMI terhadap rencana penghapusan istilah madrasah seperti yang tercantum dalam draf RUU Sisdiknas. Serta penolakan terhadap rencana penghapusan tenaga honorer, termasuk yang ada di madrasah.

Terkait rencana penghapusan tenaga honorer, Yandri Susanto yang juga Ketua Komisi VIII DPR RI, itu juga sepakat dengan PGMI agar pemerintah meninjau ulang rencana tersebut. Dikhawatirkan, jika rencana tersebut dilanjutkan akan menimbulkan berbagai resistensi dunia pendidikan khususnya madrasah.

“Jumlah guru honorer, itu sangat banyak. Jika semua dihilangkan, bagaimana nasib dunia pendidikan. Apakah pemerintah sudah menyiapkan guru pengganti. Karena kalau tidak, banyak madrasah yang tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya dengan baik,” tutup Sekjend PAN yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI ini. ** DL.