Profil Singkat Kardinal Ayuso, Peraih Penghargaan Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

BERITA UTAMA102 Dilihat

JAKARTA,KABARDAERAH.COM-Tanggal 13 Frebuari 2023 Indonesia akan jadi saksi penting penganugerahan doktor honoris causa dari sebuah Universitas Islam di Indonesia kepada tiga tokoh agama yakni Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixit,MCCJ (Presiden Dekasteri Dialog Antaragama di Vatikan), Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 Sudibyo Markus.

Sumber Komsos Keuskupan Agung Semarang menyebut, alasan penganugerahan gelar doktor honoris causa tersebut sebagai bentuk apresiasi dan bukti nyata dalam mendukung perdamaian dan moderasi beragama di dunia.

Pihak UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, penganugerahan ini sebagai salah satu cara untuk menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas karya dan kontribusi kala membangun solidaritas dan kemanusiaan antar bangsa dan agama.

Sebagai bangsa dan Gereja Katolik Roma, peristiwa ini menjadi peristiwa yang bersejarah tat kala orang dengan mudah melihat cela konflik antaragama,maka peristiwa ini menjadi salah satu bukti bahwa upaya membawa damai adalah perjuangan semua agama.

Lalu, siapakah Kardinal Ayuso ? Berikut adalah kisah singkat perjalanan karya-karya dan profil singkat Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixit,MCCJ di tempat dimana dirinya diutus oleh Gereja.

Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar ,Ahmed Al-Tayeb

Profil singkat dan Karya-karya Kardinal Ayuso

Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixit,MCCJ lahir di Seville,Spanyol pada tanggal 17 Juni 1952. Pada tanggal 2 Mei 1980 ia mengikrarkan kaul kekal sebagai Anggota Comboni Misionaries of the Keart of Jesus (MCCJ). Pada tanggal 20 September 1982 Ia resmi ditahbiskan setelah memperoleh Lisensiat dalam studi Arab dan Islam di Institut Kepausan Roma atau PISAI.

Sejak tahun 1982 hingga tahun 2002 Pastos Ayuso dipercaya kongergasinya menjadi misionaris di Mesir dan Sudan. Selanjutnya pada tahun 1989 ia menjadi tenaga pengajar studi Islam pertama di Khartoum,kemudian di Kairo.

Tahun 2005 hingga 2002 menjadi Presiden PISAI. Kardinal Ayuso juga ditugaskan Vatikan memimpin diskusi antaragama di Mesir,Sudan,Kenya,Ethiopia dan Mozambik.

Pada 20 November 2007 Paus Benediktus XVI menunjuknya sebagai konsultan Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama,dan selanjutnya 30 Juni 2012 diangkat sebagai Sekretaris Dewan Kepausan,Vatikan.

Paus Benediktus XVI juga mengangkatnya sebagai auditor khusus di sinode para uskup untuk Timur Tengah pada pada 2010.
Ayuso menjabat sebagai perwakilan utama Vatikan dalam memulihkan dialog dengan Imam besar Ahmed el-Tayeb dari Masjid Al-Azhar Kairo,yang dibatasi pada tahun 2011.

Meraih sukses dalam berbagai tugas perutusan dari pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma di Vatikan, ia lalu tak berhenti disitu.
Kardinal Ayuso terus mengupayakan inisiatif bersama untuk mempromosikan Perdamaian hak untuk beragama,pendidikan, dan isu kebebsan beragama melihat kesepakatan yang menetapkan “hak keramat kerawarganegaraan” untuk semua, tidak peduli apapun agama mereka.

Karyanya memuncak pada pernyataan bersamaa ,Deklarasi Persaudaraan Manusia ,yang dituangkan dalam Dokumen Abu Dhabi : “The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together-Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama” ditandatangani langsung oleh Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb dan Paus Fransiskus pada 4 Frebuari 2019 di Abu Dhabi.
Adapun, dokumen ini berisi pesan bagi upaya-upaya damaia di tengah arus radikalisme agama dan penggunaan identitas agama untuk melakukan kekerasan.

Dokumen ini diterima secara luas dan juga menjadi bahan perbincangan di kalangan Islam. Di balik pesan-pesan penting di dalamnya, kardinal Ayuso menjadi pribadi yang memiliki peran penting dalam kontribusi dokumen ini menjadi salah satu alasan penganugerahan Honoris Causa.

Pada tanggal 25 Mei 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Presiden Dewan Kepausan Untuk Dialog Antaragama. Sebuah Dewan yang ditentukan dalam Sidang Konsili Vatikan II untuk memajukan Upaya-Upaya Dialog Antaragama .

Semangat Kardinal Ayuso untuk terus mengkampanyekan perdamaian dunia terus ditingkatkan. Selalu membuka diri untuk berdialog demi tercapainya suasana damai bagi seluruh insan ciptaan Allah. Salah satunya, pada Rabu 15 November 2022 menerima tim delegasi PWKI (Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia) ke Vatikan dalam rangka promosi perdamaian sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945 tentang perdamaian dunia. Mengingat peran pers sangatlah penting untuk menyebarluaskan misi perdamaian dunia.

Terdapat 18 orang jurnalis Indonesia yang tergabung dalam Komunitas PWKI dan dipimpin oleh Mayong Suryolaksono didampingi AM.Putut Prabantoro, selaku Penasihat dan Pendiri PWKI.

Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixit,MCCJ (Presiden Dekasteri Dialog Antaragama di Vatikan), Pater Markus Solo Kewuta,SVD, AM.Putut Prabantoro, Penasihat sekaligus Pendiri PWKI,dan Mayong Suryolaksano, Ketua Delegasi saat berdialog di Kantor Dewan Kepausan,Vatikan. Dipimpin Selasa 15 November 2022. Foto: Domi Dese Lewuk/Kabardaerah.com.

Patut disyukuri

Peristiwa penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (H.C) diberikan kepada seseorang yang dianggap berjasa bagi Ilmu Pengetahuan dan Kemanusiaa. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai sebuah Universitas Islam ternama di negeri ini memberikan gelar tersebut kepada seorang Kardinal Katolik atas kontribusinya terhadap Dialog-Dialog antarkeagamaan. Penganugerahan ini menjadi sebuah penghargaan dan patut diapresiasi oleh Gereja Katolik secara umum.

“Gereja terus mendengungkan Pesan Dialog di berbagai tempat dalam berbagai macam cara. Selain pengakuan, peristiwa ini adalah sebuah undangan untuk bergandengan tangan bersama saudara-saudari Muslim dan dari berbagai agama yang lain guna menciptakan bumi yang lebih damai.”

Terngiang satu pesan penting dalam Dokumen Abu Dhabi “Dalam nama Tuhan yang telah menciptakan seluruh manusia yang setara dalamm hak, kewajiban dan martabat yang telah dipanggil untuk hidup bersama sebagai saudara dan saudari untuk memenuhi bumi dan untuk mengenali nilai-nilai kebaikan,cinta dan kedamaian.”

“Mari, bersama dengan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixit,MCCJ, Presiden Dewan Kepausan Vatikan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 Sudibyo Markus kita sambut hari ini dan hari esok yang dipenuni dengan orang-orang yang Cinta Damaia dan Pejuang Kedamaian. Semoga kita terlibat dalam mewujudkannya”.

Terima kasih para pejuang kedamaian, Kardinal Ayuso, KH Yahya Cholil Staquf,Sudibyo Markus. Juga kepada semua pemimpin agama dan kepercayaan di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.

Sebagai masyarakat juga umat beragama dan kepercayaan, kita masih punya tanggung jawab atas Konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina yang telah berimbas pada persoalan kemanusiaan dan krisis global yang perlu segera dicarikan jalan keluar.
Sejumlah negara bahkan mengalami krisis energi dan ekonomi akibat kebijakan Rusia buntut konfliknya dengan Ukraina. Perdamaian Rusia dan Ukraina haruslah disudahi, karena telah mempengaruhi kondisi ekonomi dan pangan global.

“Perang terhebat bukanlah perang melawan penjajah atau lawan. Perang yang hebat adalah perang yang melawan ego diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Perang yang hebat juga bukan yang harus bercucuran darah dan air mata, melainkan melawan tanpa adanya pertempuran”.

“Selamat dan Sukses kepada Kardinal Ayuso, KH Yahya Cholil Staquf,dan Sudibyo Markus.” ** Domi Dese Lewuk.