YOGYAKARTA,KABARDAERAH.COM-Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin) Spei Yan Birdana, S.T., M.Si. dinobatkan sebagai salah satu alumni terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, salah satu kampus terbaik Indonesia.
Adapun, penghargaan tersebut diberikan langsung kepada pak Spey sebagai figur pemimpin kepala daerah yang dinilai berhasil dalam bidang pelopor pemberdayaan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Penganugerahan alumnus terbaik tersebut dikemas dalam acara Dies Natalis ke-74 Universitas Gadjah Mada, bertema : “Malam Penghargaan bagi Insan Universitas Gadjah Mada Berprestasi 2023” yang diselenggarakan di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (15/11/2023).
Selain merupakan putra asli Papua,Spei Yan Birdana juga memiliki kapabilitas mumpuni dalam pengelolaan pemerintahan daerah. Atas dasar pertimbangan itulah UGM memberikan penghargaan kepada para alumininya yang dinilai sukses membangun daerah,terutama di kawasan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Sebagaimana diketahui, sejauh ini terdapat 13 karya dan kebijakan populis yang berhasil ditelurkan pak Spei sejak menjabat Bupati Pegubin periode 2021-2026. Dengan kata lain, karya-karya nyata tersebut behasil dimanifestasikan di usia kepemimpinan beliau yang baru memasuki dua tahun.
Salah satu gebrakan yang paling populis dan fenomenal di awal kepemimpinan Bupati Spei Yan Bidana ialah mendirikan salah satu universitas swasta yang berlokasi di Kota Oksibil. Kampu situ diberi nama Universitas Okmin Papua (UOP). Kampus ini resmi berdiri di masa 100 hari kerja Spei dan alm. Wakil Bupati Piter Kalakmabin.
Spei Yan Birdana mengaku, mendirikan kampus di Pegubin ini bertolak dari keresahan beilau atau kondisi pendidikan di tanah Papua umumnya dan Pegubin khususnya, yang terbilang masih cukup tertinggal dibanding daerah-daerah lain di luar Papua.
Dengan demikian, pendirian kampus ini merupakan sebuah langkah nyata bupati dalam membangun kualitas SDM Papua. Dalam yakinnya, pendidikan adalah dasar dari seluruh pembangunan manusia dan peradaban bangsa. Tanpa SDM , kemajuan dan kesejahteraan hanya sebuah ilusi yang terus diulang dari waktu ke waktu.
Karya berikut yang tak kalah penting adalah pengalokasian dana puluhan miliar setiap tahun untuk bantuan studi bagi pelajar dan mahasiswa dalam dan luar negeri.
Alhasil, berkat program ini, tercatat sekitar 2.330 mahasiswa asal Pegunungan Bintang sukses menjalani studi di sejumlah kampus di tanah Papua.
Saat in, terdapat 215 mahasiswa (S1) yang sedang studi di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Ambon. Sementara untuk mahasiswa S2 di Indonesia sebanyak 30 orang, dan S3 5 orang.
Sedangkan, yang menempuh studi di luar negeri S1 sebanyak 10 orang, dan S2 sebanyak 3 orang. Mereka menyebar di berbagai kampus negeri dan swasta. Melihat bukti nyata tersebut, tidak belebihan bila menyebut beliau sebagai pemimpin daerah dengan komitmen tinggi dalam memajukan kualitas pendidikan di bumi Pegubin.
Karya lain yang tak kalah penting adalah penyiapan guru dan tenaga medis dengan menguliahkan 210 mahasiswa asli Pegunungan Bintang di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.
Bupati Spei juga terlihat serius dalam melakukan pembenahan birokrasi daerah dengan melakukan perombakan total terhadap birokrasi pemerintahan Pegubin dan menempatkan 95 Persen Putra Asli Pegunungan Bintang di sektor pemerintahan.
Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan agar putra-putri terbaik Pegubin berkesempata membuktikan kualitas mereka dalam menata daerah tercinta mereka.
Hal berikutnya yang tak luput digarap pak bupati adalah membangun infrastruktur jalan daratserta bandara pengubung antarwilayah. Kebijakan ini terbilang sangat penting meningat medan di Pegubin yang tidak mudah dijangkau.
Persoalan akses ini menjadi persoalan krusial di Pegubin karena hal ini berkaitan erat dengan mobilitas masyarakat setempat, baik ke luar maupun ke dalam. Tanpa mobilitas yang memadai sulit untuk membangun dan mengembangkan sebuah daerah.
Untuk itu, langkah memajukan infrastruktur dasar di tanah Pegubin ini tidak saja merupakan sebuah langkah penting, tapi juga sangat mendesak.
Di samping beberapa kebijakan populis yang telah disebutkan di atas, juga terdapat sederet kebijakan penting lainnya yang berhasil dilakukan bupati selama memimpin Pegubin.
Di antara kebijakan tersebut, yakni pembenahan tata kelola keuangan daerah; peluncuran layanan listrik 24 jam di Oksibil dan sekitarnya; pembentukan dinas kebudayaan untuk melestarikan nilai-nilai luhur budaya Pegubin; pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) sebagai OPD pertama tingkat kabupaten/kota se-Tanah Papua; pengalokasian dana hibah keagamaan; penciptaan keamanan; dan, perlindungan hutan konservasi dalam kerangka ekonomi hijau.
Dengan melihat sederet prestasi dan kebijakan populis yang dipersembahkan bupati Spei di usia jabatannya yang masih terbilang muda, membuktikan bahwa kualitas putra asli Papua tidak kalah dibanding daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Apresiasi setingi-tingginya juga patut diberikan kepada seluruh jajaran aparatus pemerintah Kabupaten Pegubin yang telah bekerja dengan tulus dan sepenuh hati membantu bupati dalam memajukan daerahnya. **
Freni Lutruntuhlui,S.Pd
Editor : Dommy Lewuk