Surat Permohonan Minta Maaf dari Ustadz Ismail Asso Kepada Uskup Jayapura dan Umat Katolik

JAKARTA,KABARDAERAH.COM-Ustadz Ismail Asso mengatakan, dirinya akan segera bertemu Uskup Keuskupan Jayapura, Mrg.Yanuarius Theofilus Matopai You untuk menyampaikan permohonan maaf atas fitnah yang diprintir oknum atas chat WAG yang sengaja diedarkan pihak lain. Chatan yang sengaja diedarkan menjadi simpati oleh oknum itu telah dinilai publik “melecehkan” sebagaimana diberitakan media massa pada beberapa hari belakangan ini.

“Saya akan datang langsung bertemu dengan beliau (Uskup) Jayapura di Jayapura dalam waktu dekat ini. Tujuannya supaya pro kontra terkait ‘chattingan’ yang dinilai ‘melecehkan’ tersebut,” kata Ustadz Ismail Asso kepada Kabardaerah.com di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Tokoh masyarakat adat,sekaligus tokoh agama asal Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya,Provinsi Papua Pegunungan itu kembali menghimbau masyarakat setempat untuk tidak menggiring opini publik terkait ucapan yang disebut-sebut melecehkan tokoh agama Katolik, Uskup Jayapura, Mrg.Yanuarius Theofilus Matopai You, itu.

“Apa yang tertulis melanjutkan kata botak sebelumnya ditulis orang sebelumnya bukan dimunculkan oleh Ustadz Ismail Asso. Setelah tahu bahwa yang disebarkan berita adalah pendapat seorang tokoh agama, Ustadz Ismail Asso langsung menghapus chatan tersebut, namun ada “oknum”, meneruskan pesan whats app bernuansa provokativ kepada publik. Padahal Ustadz Ismail sudah menghapus chatannya,. Selain itu muncul secara spontan tanpa sengaja karena ada orang menshare foto. Saya tak baca berita, tapi oknum anak-anak Welesi, terus menerus putar masalah lokasi tanah, secara spontan kata ‘botak’. Jadi, sesungguhnya chatan awalnya bukan dari saya, tapi dari orang lain sebelumnya. Saya hanya mengulangi, secara tegas menolak campur tangan pihak yang bukan orang Welasi dari lima (5) suku ikut campur utak-Atik lokasi yang sudah siap dibangun,” tegasnya.

Ustadz Ismail Asso (Foto: Dese Dominikus Lewuk)

“Jadi, saya sebelumnya kurang akrab atau kurang kenal persis wajah beliau, hanya sepintas melihat unggahan berita, melihat foto mengikuti orang lain punya bahasa ‘botak’. Dan disitu benar menolak dan dengan emosi mempertanyakan asal usul bukan dari lima suku Welesi (untuk) berhenti ikut campur.” imbuhnya.

“Jadi, sekali lagi, kronologisnya seperti itu, tidak lebih.” tegasnya.

Lanjut Ustadz Ismail, bahwa belakangan dirinya tahu bahwa beliau adalah seorang Uskup yang dihormati umat Katolik.

“Mohon maaf, saya lama diluar Wamena dan Papua jadi sejujurnya belum mengenal betul wajah beliau (Uskup Jayapura), Mrg.Yanuarius Theofilus Matopai You,” urai Ismail Asso yang baru saja resmi dilantik menjadi Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) itu.

“Kalau Benny Giay dan Almarhum Pater Neles Tebay, saya akrab dan sering satu forum dalam diskusi. Kami sering ketemu, jadi hafal muka. Tapi, kalau Bapak Uskup ini saya baru tahu. Jadi, benar-benar saya kurang hafal. Saya juga secara sepintas mengulangi unggahan kata orang sebelumnya, yang menyebut kata ‘botak’. SDaya menyebut botak mengikuti kata orang sebelumnya dalam group Wahats App.

“Nah, ketika saya baca dan menyadari tokoh agama chatingan Whats App saya semua saya hapus. Ada orang creenshoot chatan saya itu, dia sengaja edarkan, saya yakin polisi tahu, siapa penyebar creenshoot dan edarkan sambil provokasi di sejumlah group WAG. Untuk itu, saya meminta supaya pihak yang menyebarkan pesan Whats App ini layaknya di proses hukum sesuai ketentuan UU ITE,” tutup Ustadz Ismail Asso. *

Liputan/Editor : Dese Dominikus Lewuk.