KabarDaerah/com
Surat Al-Baqarah Ayat 45, Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur’an? Klik di sini sekarang!
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
Arab-Latin: Wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi’īn
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,
« Al-Baqarah 44 ✵ Al-Baqarah 46 »
Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 45, Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 45 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah mendalam dari ayat ini. Ada beraneka penafsiran dari berbagai ahli tafsir terkait isi surat Al-Baqarah ayat 45, di antaranya seperti berikut:
Dan mintalah pertolongan atas segala urusan kalian melalui kesabaran dengan seluruh jenisnya dan juga shalat, sesungguhnya hal tersebut amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu. Yaitu orang yang takut kepada Allah dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, serta meyakini bahwa mereka benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka setelah kematian, dan bahwasanya mereka akan kembali kepadanya pada hari kiamat untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan mereka.
45-46. Dan mintalah pertolongan dari Allah lewat berbagai kesabaran dan shalat, dan shalat ini sungguh berat melainkan bagi orang-orang yang takut kepada Allah yang percaya bahwa mereka akan bertemu dengan Allah setelah kematian mereka dan akan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mendapat balasan pahala atau siksa.
45. Mintalah pertolongan dalam menghadapi segala situasi yang berkaitan dengan masalah agama dan dunia dengan kesabaran dan salat. Maka Allah akan menolongmu dalam mengatasi setiap kesulitan yang menderamu. Sesungguhnya salat itu benar-benar sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang khusuk.
45. وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ (Jadikanlah sabar (sebagai penolongmu))
Yakni dengan menahan syahwat dan mengarahkannya kepada ketaatan.
وَالصَّلَاةِ (dan shalat sebagai penolongmu)
Yakni dengan menjalankan dengan penuh rasa cinta kepada Allah agar dapat membantumu dalam iman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ (Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat)
Yakni sholat itu berat bagi orang yang tidak beriman kepada Allah dan menyombongkan diri dalam menjalankan ketaatan-Nya.
إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِين (kecuali bagi orang-orang yang khusyu’)
Yakni orang-orang yang merasa diri mereka kecil dihadapan kebesaran Allah dan merasa tentram dalam keadaan itu.
45-46
1 ). { وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ } Shalat dan sabar adalah dua perlindungan yang sangat agung bagi hamba; oleh karena itu keduanya disandingkan dengan perintah menyampaikan kebaikan dan melarang dari kemungkaran pada firman Allah : { أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ } .
2 ). Sabar adalah bekal bagi manusia, tetapi terkadang ia habis, oleh karena itu kita juga diperintahkan untuk menjadikan shalat yang khusu’ sebagai penolong; agar bekal itu terus bertambah dan semakin menguatkannya.
3 ). Diantara rambu-rambu Al qur’an yang dapat dijadikan pegangan bagi siapapun ketika menghadapi ujian adalah:
-Kenyamanan diri dengan : { وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ }.
-Kesiapan dan kesesriusan yang kuat dalam mengambil ilmu : { يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ } “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh” ( Maryam : 12 ).
-Sabar yang dengannya akan ada kebaikan setelahnya : { وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا } “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” [ Al-Ankabut : 69 ].
-Muqoddimah (usaha) dan hasil : { إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا } “jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan” [ Al-Anfal : 29 ].
Maka ambillah rambu-rambu ini, niscaya kamu akan menang dan berjaya dunia dan akhirat.
4 ). Dantara sebab-sebab yang sangat berpengaruh yang menjadikan seseorang istiqomah dalam menjaga shalatnya adalah :
-Cobalah merasakan indahnya ketenangan dan kehusyu’an dalam shalat.
-Selalu ingat bahwa anda akan menghadap Allah dan balasan yang agung dari-Nya, renungilah dua firman Allah ini : { وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ , الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ , (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”.
5 ). { وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ } Yakni shalat itu berat kecuali atas orang-orang yang tunduk dan berserah diri kepada Allah -جل جلاله-, dan shalat yang merupakan ibadah terdiri dari qiyam dan rukuk dan sujud serta duduk pada hakikatnya tidak berat untuk didirikan, adapun hakikat berat yang ada dalam ibadah ini ketika dilakukan dengan menghadirkan hati yang ikhlas oleh seorang hamba, yang dengannya seseorang mengharap keridhoan Allah -عز وجل- , membaca ayat suci al-Qur’an dengan penuh tadabbur, melafalkan doa dan dzikir-dzikir yang mencakup segala maksud, tanpa disebutkan di lisan, dan seseorang terkadang lalai dari memahami makna dari doa-doa itu padahal itulah inti dari suatu ibadah.
6 ). Tidaklah Allah mengabarkan bahwasanya shalat itu berat atas siapapun kecuali orang-orang yang memiliki sifat-sifat ini; karena sesungguhnya barangsiapa yang tidak yakin dengan hari kebangkitan, dan tidak pula percaya kepada tempat kembali dan balasan serta azab, sungguh shalat baginya hanyalah kesusahpayahan semata, karena ia tidak mengharap dari shalatnya manfaat dan perlindungan dari bahaya, dan benar bahwa orang-orang yang dalam dirinya terdapat sifata-sifat buruk ini shalat baginya sangatlah berat, dan merupakan sesuatu yang sia-sia.
7 ). Selalu ingat pertemuan hamba dengan Allah dan keagungan balasan-Nya kepada orang-orang taat kepada perintah-Nya, adalah merupakan hal paling berpengaruh untuk meringankan ibadah-ibadah, dan sabar atas maksiat, serta menjadi penghibur ketika musibah menimpa, perhatikan firman Allah berikut : { الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ }.
Saling tolong-menolonglah kalian dengan bersabar dalam ketaatan dan menahan nafsu syahwat; dan melakukan shalat pada waktunya dengan khusyu’ karena dalam keduanya ada sesuatu yang dapat mengendalikan diri kalian, menahan ketidaknyamanan kalian, menghentikan kalian untuk berbuat buruk dan (mendorong) melakukan kebaikan. Shalat itu amat sangat berat kecuali bagi mereka yang menundukkan diri untuk mengagungkan Allah dan takut dengan siksaNya
Dan Mohonlah pertolongan} dan carilah pertolongan kalian atas segala urusan kalian {dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya shalat itu benar-benar berat} benar-benar berat {kecuali bagi orang-orang yang khusyuk} orang-orang yang tunduk kepada tuhan mereka
45. Allah memerintahkan kepada mereka untuk meminta pertolongan dalam (menyelesaikan) segala urusan mereka dengan kesabaran dalam segala bentuknya, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah hingga dia mampu menunaikannya, sabar dari kemaksiatan hingga dia menghindarinya, dan sabar dalam menghadapi taqdir-taqdir Allah yang menyakitkan agar dia tidak mengecamnya. Dengan kesabaran dan menahan diri terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah untuk bersabar atasnya adalah sebuah pertolongan yang besar dalam setiap perkara dari perkara-perkara yang ada, dan barangsiapa yang bersabar, niscaya Allah akan membuatnya menjadi sabar. Demikian juga shalat yang merupakan timbangan dari keimanan dan dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dapat dijadikan penolong dalam segala perkara kehidupan. “Dan sesungguhnya yang demikian itu,” yaitu shalat, ”sungguh berat, ” maksudnya sulit, “kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” Shalat itu adalah mudah bagi mereka dan sangat ringan, karena kekhusyu’an, takut kepada Allah, dan mengharap apa yang ada di sisiNya mengharuskan adanya realisasi perbuatan itu dengan dada yang lapang demi mencari ganjaran dan takut dari hukuman. Berbeda dengan orang yang tidak demikian, karena tidak ada pendorong baginya yang mengajaknya kepada hal tersebut, dan bila pun dia melakukannya, maka hal itu menjadi suatu perkara yang paling berat yang dia rasakan.
Khusyu’ adalah ketundukan hati, ketenteraman dan ketenangannya karena Allah ta’ala serta kepasrahannya di hadapan Allah dengan segala bentuk menghinakan diri, rasa butuh, dan iman kepadaNya dan kepada pertemuan denganNya.
Allah SWT berfirman (dengan memberikan perintah) kepada hamba-hambaNya tentang apa yang mereka harapkan berupa kebaikan di dunia dan akhirat, dengan memohon pertolongan melalui kesabaran dan shalat. Seperti yang diungkapkan oleh Muqatil bin Hayyan tentang tafsir ayat ini: “Mintalah pertolongan untuk mencari akhirat dengan kesabaran dalam menjalankan kewajiban dan shalat.” Terkait kesabaran, dikatakan bahwa itu adalah puasa, Hal itu dikatakan oleh Mujahid.
Abu Al-‘Aliyah berkata tentang firman Allah SWT: (Dan memohon pertolonganlah dengan kesabaran dan shalat), bahwa itu adalah untuk meraih keridhaan Allah, dan ketahuilah bahwa shalat adalah bagian dari ketaatan kepada Allah.
Adapun firmanNya: (Dan shalat), maka sesungguhnya shalat adalah salah satu bentuk pertolongan terbesar untuk meneguhkan diri dalam segala urusan, sebagaimana Allah berfirman: (Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar).” (Surah Al-‘Ankabut: 45)
Imam Ahmad berkata bahwa Hudzaifah bin Al-Yaman berkata,”Rasulullah SAW ketika ditimpa suatu masalah, beliau shalat”
Kata ganti dalam firmanNya (Wa Innaha) merujuk kepada shalat, Hal ini diungkapkan oleh Mujahid. Ibnu Jarir memilih pendapat ini. Hal ini kemungkinan merujuk kepada apa yang diindikasikan oleh kalam tersebut, yaitu nasehat untuk melaksanakan hal tersebut, sebagaimana firman Allah dalam kisah Qarun: (Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”.(80)) (Surah Al-Qashas), dan Allah SWT berfirman, (Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar (35)) (Surah Fushilat), yaitu bahwa nasehat yang disampaikan ayat ini kecuali orang-orang yang bersabar. Dan apa yang dianugerahkan (sesuatu yang diberikan dan diilhamkan) kecuali kepada orang yang memiliki keuntungan yang besar
Pada setiap penafsiran, firman Allah SWT (Wa Innaha la labiiratun) yaitu penderitaan yang sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.’
Ibnu Abi Thalhah mengutip dari Ibnu Abbas, maksudnya adalah orang-orang yang membenarkan apa yang diturunkan oleh Allah.
Mujahid berkata orang-orang mukmin yang sesungguhnya. Abu Al-‘Aliyah berkata,( kecuali bagi orang-orang yang khusyu’) maknanya yaitu orang-orang yang takut (azab Allah).
Ibnu Jarir berkata tentang makna ayat ini, “Memohonlah pertolongan “Wahai para pendeta Ahlul Kitab” dengan mendedikasikan diri kalian untuk melakukan ketaatan kepada Allah, dan mendirikan shalat yang mencegah perbuatan keji dan mungkar, dan mendekatkan kepada keridhaan Allah, dan yang sangat sangat besar (manfaatnya) bagi mereka yang merendahkan diri untuk melakukan ketaatan kepadaNya, yang tunduk karena takut kepadaNya.’
Demikianlah pendapat yang disampaikan. Yang jelas bahwa ayat ini (jika berbicara dalam konteks peringatan kepada Bani Israil) menjelaskan bahwa ini dimaksudkan khusus hanya untuk mereka, melainkan bersifat umum yaitu untuk mereka dan selain mereka. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Terkait firman Allah SWT,((yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya (46)) yaitu bahwa firmanNya ini adalah untuk melengkapi firman sebelumnya, yaitu bahwa shalat atau nasehat itu adalah sesuatu yang berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ yang merakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, artinya mereka tahu bahwa mereka akan dikumpulkan untuk menghadap kepadaNya pada hari kiamat (bahwa mereka akan kembali kepadaNya) artinya segala urusan mereka kembali kepada kehendakNya, Dia akan menghakimi hal itu sesuai dengan keadilanNya. Oleh karena itu ketika mereka meyakini adanya hari kebangkitan dan pembalasan sehingga menjadi mudah bagi mereka untuk melaksanakan ketaatan, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan munkar.
Adapun terkait firmanNya, “((yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya) Ibnu Jarir berkata bahwa bangsa Arab terkadang menggunakan “zhanna”untuk menyebut “yakin” dan “ragu”, melihat mereka menyebut “sudfah” (kegelapan) untuk “kegelapan” dan “cahaya”, serta menyebut “Sharih” untuk “orang yang menolong“ dan untuk “orang yang meminta pertolongan”, dan ‘orang yang meminta pertolongan’ untuk ‘penolong’. Dan berbagai kata-kata yang dipakai untuk menyebut sesuatu dan lawan katanya. Seperti yang dikatakan oleh Duraid bin As-Shimmah: ‘Aku berkata kepada mereka, “Yakinlah pada ribuan hal yang terselubung”
“yang meliputi mereka dengan kuda yang diselubungi baju besi” maknanya yaitu Yakinlah kepada ribuan hal yang terselubung yang datang kepada kalian.
Di antara penjelasan tentang hal itu adalah firman Allah SWT,(Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya) (Surah Al-Kahfi: 53).
Mujahid berkata,”Setiap keyakinan yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah ilmu” Terkait firman Allah SWT, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya) Abu Al-‘Aliyah berkata bahwa (zhannu) di sini adalah keyakinan.