Ketika Fahri Hamzah Begitu Benci KPK

Oleh: Saefudin Achmad

Sudah menjadi rahasia umum dan sangat lumrah ketika ada pihak yang menghalangi bisnis dan kepentingan seseorang, pasti seseorang tersebut ingin menyingkirkan pihak yang menjadi penghalang tersebut. Benar bukan? Terlebih dalam dunia politik. Konspirasi tingkat tinggi, saling jegal, bikin isu, adalah sederet bumbu dalam dunia politik.

Korupsi yang terjadi di Indonesia masuk kategori mengkhawatirkan, begitu masif dan sistematis. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, hal terebut tidak menjadi jaminan Indonesia bebas dari korupsi. Kebanyakan pelaku korupsi justru datang dari pejabat yang beragama Islam. Ini tentu menjadi hal yang membuat miris karena Islam tidak pernah mengajarkan seperti itu. Agama-agama lain pun juga sama melarang keras korupsi.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia membentuk lembaga KPK untuk memberantas habis tindak korupsi yang terjadi di Indonesia. KPK menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga betul uang negara dari para koruptor.

Keberadaan KPK tentu membuat pihak-pihak tertentu tidak senang. Orang-orang yang selama ini telah terbiasa melakukan praktek korupsi dan suap menjadi terancam sejak adanya KPK. Pejabat yang bersih pasti tidak akan merasa terancam dengan adanya KPK. Mereka justru senang dengan adanya KPK.

Nah, jika ada orang-orang yang tidak senang dengan adanya KPK, maka sangat patut untuk dipertanyakan dan dicurigai. Mengapa mereka sampai begitu bencinya dengan KPK bahkan minta untuk dibubarkan?

Salah satu orang yang begitu bencinya dengan KPK adalah Fahri Hamzah. Saat Jokowi meminta agar lembaga pemerintahan tidak membuat gaduh, Fahri menyebut sebaiknya permintaan itu ditujukan kepada KPK. Bagi Fahri, lembaga yang paling membuat gaduh di Indonesia adalah KPK. Fahri menyebut dalang dibalik kegaduhan yang terjadi di Indonesia adalah KPK.

Padahal jika Fahari mau sedikit bercermin, DPR lah yang selama ini membuat gaduh Indonesia. DPR lah yang membuat proyek e-KTP tidak berjalan semestinya. DPR lah yang ketika rapat beberapa anggotanya tertangkap kamera sedang tidur. DPR juga yang kelakuannya disebut oleh Gus Dur seperti anak TK.

Dengan alasan hanya membuat kegaduhan,  Fahri menilai sebaiknya lembaga KPKdibubarkan. Penanganan korupsi sebaiknya dikembalikan ke kepolisian dan kejaksaan. Bahkan Fahri juga mengatakan bahwa KPK ini sebenarnya adalah kekonyolan yang sudah kadung kita benarkan. Ini yang membuat nalar publik rusak.

Bukan hal yang sulit mengapa saat ini Fahri begitu membenci KPK. Saat ini, DPR sedang diobok-obok oleh KPK karena terindikasi melakukan tindak korupsi proyek e-KTP yang merugikan negara sebesar 2,3 trilyun. Ketua DPR Setya Novanto bahkan sempat dijadikan tersangka sebelum akhirnya menang di pra peradilan.

KPK sedikit kurang cermat dan terburu-buru memberikan status tersangka terhadap Setya Novanto. Orang seperti Novanto tidak bisa diperlakukan seperti orang lain pada umumnya. Novanto terlalu licin untuk dijerat oleh KPK. KPK butuh dukungan kekuatan untuk melawan Novanto.

KPK memang sedang menjadi musuh DPR. Anggota DPR tidak ingin KPK membongkar apa yang ada di DPR. Bagaimanapun juga sebagai bagian dari DPR, Fahri harus membela mati-matian lembaganya. Salah satu upaya melawan KPK adalah dengan pembunuhan karakter. Fahri sampai berkali-kali menyerang KPK dengan nyinyiran dan permintaan agar KPK segera dibubarkan. Fahri sempat disebut oleh para demonstran sebagai “herder”nya Novanto yang terus menyalak untuk melindungi tuannya.

Meskipun sampai sekarang belum ada bukti bahwa Fahri terkait dengan korupsi e-KTP, namun dengan sikap dia yang terus menyerang KPK, tentu menjadikan sebuah kecurigaan. Jika Fahri memang benar-benar bersih dari korupsi, seharusnya dia tidak perlu panik dan menyerang KPK secara membabi buta bahkan minta dibubarkan. Jika dia bersih dari korupsi namun ingin melindungi orang-orang DPR yang terkait dengan korupsi e-KTP, sikap seperti ini juga tidak dapat dibenarkan.

Baik Fahri terlibat korupsi e-KTP atau tidak, dengan terus menyerang KPK dan meminta untuk dibubarkan, tentu sangat mencederai harapan masyarakat yang ingin agar KPK memberantas habis tindak korupsi yang terjadi di Indonesia.

Namun dengan melihat sikap Fahri terhadap KPK saat ini, kecurigaan terhadap Fahri semakin menguat. Bukan mustahil jika ternyata dia juga terlibat dengan proyek e-KTP sehingga terus menyerang KPK secara membabi buta karena tidak ingin rahasianya terbongkar.

( Penulis Adalah Penggiat Politik)

Tinggalkan Balasan