Cerita Dibalik OTT Kadis Marwan, Satreskrim Tanah Datar Bergerak Seperti Hantu

TERBARU90 Dilihat

OPINI,- Senyap, sunyi tanpa suara. Bagaikan hantu. Mungkin itu yang dilakukan oleh Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Tanah Datar yang bergerak tanpa diketahui oleh pihak manapun. Alhasil, satuan dibawah pimpinan AKP Purwanto berhasil menangkap tangan salah seorang pejabat eselon II di Kabupaten Tanah Datar saat menerima “amplop” dari salah seorang rekanan.

Operasi senyap yang dilakukan oleh tim reskrim pada Selasa (24/09) sore itu menjadi pertanyaan publik, kok bisa? Bagaimana sih caranya? Bisa tepat sasaran padahal hampir “dunia takambang” belum pernah terjadi di bumi Luhak Nan Tuo ini.

Tertangkapnya Kadis Marwan bersama Syfrizal salah seorang rekanan di proyek pembangunan Pasar Koto Baru X Koto, Tanah Datar merupakan catatan yang harus diperhatikan oleh para penguna anggaran di Tanah Datar.

Selama ini mungkin praktek seperti yang dilakukan Kadis Koperindag Marwan berjalan lancar-lancar saja. Dan tidak tertutup kemungkinan hal yang sama juga pernah terjadi di institusi pemerintah untuk proyek-proyek besar yang dikerjakan oleh kontraktor.

Betapa mudahnya, para pejabat meminta secara terang-terangan komitmen fee kepada rekanan dengan dalih ucapan terimakasih. Wallahualam..

Setelah Kadis Marwan ditetapkan sebagai tersangka bersama rekanan oleh penyidik Polres Tanah Datar, ada cerita dibalik Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan oleh tim reskrim itu, harapan untuk menikmati liburan di Aussie (Australia) pun kandas di tangan para “hantu”.

Polisi menyatakan Marwan bersalah karena meminta sejumlah uang kepada pihak kontraktor yang tengah mengerjakan proyek revitalisasi pasar Koto Baru. Uang tersebut sejumlah 20 juta rupiah.

Kepentingan pribadi yang mendesak mungkin membuat Kadis yang selama ini loyal terhadap pimpinan harus mendekam di tahanan Polres Tanah Datar, dan perjalanan ke Australia pun harus gagal dalam waktu yang entah kapan harus dibayar Kadis. Pengakuan untuk kepentingan pribadi menjadi catatan pihak kepolisian, iya atau tidak.

Sejarah dicatat oleh “hantu-hantu” AKP Purwanto di Tanah Datar, selama ini tidak terjamah, bahkan setiap proyek yang di kawal oleh tim TP4D Kejaksaan luput dari pengawasan. Bukan berarti tim Kejaksaan itu lengah, tapi memang para pelaku yang cukup cerdik.

Cerita lain, sebelum terjaring OTT diruang kerjanya, Kadis Marwan sempat melakukan keteledoran yang seharusnya tidak dilakukan oleh pejabat eselon II ini.

Informasi yang penulis dapat di Kantor Koperindag Tanah Datar, jika sebelum ditangkap ruangan Kadis didatangi oleh salah seorang Perwira Polres Tanah Datar Kanit Tipiter Ipda Andre Jr. Bahkan perwira itu sempat melakukan koordinasi tentang masalah kelangkaan BBM di Tanah Datar bersama sang Kadis.

Tidak jeli dan terlalu berani, atau memang seperti “hantu”, belum sempat Ipda Andre Jr meningalkan kantor Dinas Koperindag, ruangan Kadis Marwan dimasuki oleh salah seorang yang terakhir diketahui bernama Syafrizal, kontraktor pelaksana revitalisasi Pasar Koto Baru.

Dan, terjadilah kejadian itu. Tim Reskrim yang ternyata sudah melakukan pemantauan di luar kantor, tiba-tiba masuk dan A1, disana ditemukan sejumlah uang didalam amplop senilai Rp 20 juta. Mungkin, bantuan biaya perjalanan ke Australia. Atau sekedar ucapan terimakasih, yang jelas perbuatan itu dinilai salah.

Menjawab penasaran publik, seperti apa yang dilakukan oleh anak buah AKBP Rokhmad Hari Purnomo, penulis mencoba menelusuri dan sempat melakukan wawancara dengan Ipda Andre, perwira yang sejak awal melakukan pemantauan, pengintaian dan eksekusi terhadap Kadis Marwan.

“Tidak ada yang spesial, khusus atau luar biasa. Kami bekerja seperti arahan pimpinan pak. Semua berkat kerjasama tim sejak awal informasi,” ujar Kanit Tipiter Polres Tanah Datar ini.

Saat dilakukan konfrensi pers oleh pihak kepolisian, penyidik akan terus melakukan pengembangan kasus ini, dan tidak tertutup kemungkinan akan ada tersangka baru. Tentunya sesuai dengan fakta hukum.

Pemkab Tanah Datar sedang mendapatkan musibah, siapa sangka dan sangat tidak menduga, hal itu terjadi terhadap Kadis Marwan. Sosok yang dikenal bisa mendapatkan dana Rp 50 Milyar dari Pemerintah RI, untuk pembangunan pasar Batusangkar.

Tersangkanya Marwan bersama salah seorang kontraktor adalah pintu masuk pihak hukum untuk melakukan penyelidikan terhadap proyek-proyek besar yang dikerjakan di Tanah Datar.

Yang jelas, saat ini mereka dikejar para “hantu” yang tidak diketahui datang dan pergi. Ada dan tiada. “Saya bekerja seperti Hantu, agar tidak dikenali,” ujar AKP Purwanto ketika itu.

Penulis : Aldoris Armialdi
Redaktur Nasional www.kabardaerah.com