Banjir Padang Pariaman, Jalan Tol Padang – Sincincin Perlu Kajian Dampak Lingkungan

Ditulis Oleh  :  Yohanes Wempi (Anak Nagari Terkena Banjir)

 

Semenjak Penulis lahir sampai berumur 44 tahun, yang namanya Masjid Al Iklas, Nagari Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkungan, Kabupaten Padang Pariaman tidak pernah kebanjiran akibat luapan air sungai batang ulaaan pada Senin (23/01/23) kemarin ketinggian air didalam masjid mencapai paha orang dewasa.

Hari itu banjir akibat luapan sungai diluar akal sehat masyarakat Padang Pariaman yang berada diempat aliran sungai terbesar. Mereka berpuluh tahun hidup sekitar sungai baru kemarin banjir sebesar itu. Banyak korban dan banyak yang warga diunsikan.

Data yang Penulis dapatkan dari BPBD juga menyebutkan, bahwa data sementara berdasarkan laporan dari petugas pada Rabu (25/01/23) banjir 47 titik, longsor di 19 titik dan pohon tumbang 4 titik. Untuk korban jiwa, meninggal 2 orang, luka ringan 5 orang.

Sedangkan terdampak bencanana ada lebih kurang 1. 526 Kepala Keluarga yang tersebar, dan mengunsi lebih kurang 750 Kepala Keluarga. Sedangkan jumlah area terdampak yaitu 52 Nagari. Kecamatan terparah tersebut adalah Lubuk Alung, Enam Lingkungan, Nan Sabaris, Batang Anai, Ulakan Tapakis, Sintuk.

Kata filosofi Minang “malang (banjir) sakijok mato”, semua cepat terjadi tanpa ada yang dapat memprediksi. Namun Penulis dalam tulisan-tulisan seperti “Orang Piaman Baik, Jalan Tol Padang-Sincincin Selesai, Perhatikan Dampak Lingkungan” terdahulu sudah memperkirakan luapan air sungai akan lebih besar debitnya ketika puluhan hektar lahan dialih fungsikan untuk jalan tol.

Dalam tulisan ini, kembali Penulis menegaskan tentang pengerjaan PT HKI dan perusahan subkontrak untuk semangat menyelesaikan jalan tol ini akibat musibah bencana saat pengerjaan tidak terjadi.

Serta kembali meninjau perencanaan, Amdal, kajian teknis yang ada untuk mengantisipasi dampak lingkungan, dampak lain paska jalan tol terwujud dan terpakai oleh masyarakat.

Perlu diingatkan kembali untuk semua pemangku kepentingan bahwa jalur yang dilalui tol ini adalah jalur lahan pertanian produktif (sawah, ladang, kolam ikan dan perkebunan), dan juga melalui lahan rawa-rawa tempat air tersimpan sebelum mengalir kesungai, dan ada juga kawasan rimba.

Secara teori pembangunan jalan tol dilarang melalui lahan pertanian, rawa serapan air, rimba yang membantu memperlambat aliran air kesungai dan lainnya sudah beralih fungsi akibat jalan tol. Namun ini proyek strategis nasional dikecialikan.

Penulis nyinyir agar perlu kaji ulang secara teliti kaidah-kaidah pertimbangan dampak lingkungan dan kaidah aturan tentang kontruksi pembangunan profesional sebuah jalan, di mana penentuan lokasi ruas tol pada perencanaanya harus memperhatikan beberapa aspek, seperti aspek geometri, hidrologi, lalulintas, geotektonik dan konstruksi.

Oleh karena itu, diperlukan analisis dan metode atau teknik yang tepat supaya jalur ruas tol perlu kesesuaian lahan, yang nantinya diperoleh lahan yang benar-benar sesuai sebagai peruntukan jalur jalan tol.

Pembangunan jalan tol Padang-Sincincin (Sumatera Barat) wajib pertimbangkan dampak lingkungan. Jangan sampai, setelah jalan tol selesai mengakibatkan terjadinya banjir, hilangnya jalur air yang berakibat masyarakat kehilangan sumber air untuk kehidupan dan lainnya.

Pembangunan jalan tol harus lahan ada drainase permukaan dan tidak lahan yang memiliki genangan air, disamping itu lahan yang diprioritas memiliki kemiringan kurang dari 8°). Begitu juga jenis tanah yang prioritas lahan tanah keras bergradasi kerikil & pasir sehingga pembangunan jalan akan lebih baik dan bagus.

Banjir Senin kemarin memberikan pelajaran bagi pemangku kepentingan seperti Kepala Daerah, Anggota Dewan Kabupaten sampai Pusat dan pejabat lainnya bahwa sudah ada fenomena banjir besar yang tidak pernah terjadi selama ini. Apakah ini karena dampak lingkungan jalan tol?.

Berharap kajian konferensif dilakukan secara tepat dan menyeluruh, terutama berkaitan dengan dampak lingkungan dari jalan tol Padang-Sincincin (Sumatra Barat) yang bisa mengantisipasi bencana banjir dan lainnya.

 

Editor  :  Robbie