DPR Dukung Penolakan Timnas Israel Ke Indonesia

JAKARTA,KABARDAERAH.COM – Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus mendukung penolakan dari beberapa elemen masyarakat tentang keikutsertaan tim nasional (timnas) Israel di Piala Dunia U-20 yang akan diadakan di Indonesia.

Penolakan kehadiran timnas ditanah air sudah disuarakan sejumlah organisasi masyarakat hingga organisasi keagamaan seperti MUI, Persaudaraan Alumni 212, KNPI, GPNF dan ormas lainnya. Termasuk juga kepala daerah menyatakan menolak (Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah) yang daerahnya akan menjadi venue pertandingan piala dunia U-20.

“Alasan yang dikemukakan atas penolakan Timnas Israel itu pada prinsipnya bersumber dari pendudukan Israel di Palestina dan komitmen Indonesia mendukung kemerdekaan setiap bangsa sebagaimana diatur konstitusi,” kata Guspardi kepada wartawan, Selasa 28 Maret 2023.

“Penolakan harus dilakukan agar Israel tahu bahwa penjajahan yang dilakukanya atas Palestina tidak dapat dibenarkan sama sekali. Jika tidak ditolak, seolah kita mentolelir perbuatan mereka,” tambahnya.

Legislator dapil Sumatera Barat 2 ini pun menuturkan bahwa sikap penolakan dari sejumlah ormas, partai politik (PDIP dan PKS) bukan hanya perlu diapresiasi, tetapi juga perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah. Tentu kita mengimbau agar pemerintah tidak anggap sepele urusan Timnas Israel datang ke Indonesia ini, meskipun levelnya olahraga.

Menurutnya, sejarah pernah mencatat bahwa Presiden Soekarno pernah menolak dengan tegas usulan kehadiran delegasi Israel saat KTT Asia Afrika tahun 1955.

Guspardi menerangkan, selanjutnya tahun 1958, ketika Timnas Indonesia (saat itu bernama Tim Garuda) menang dari RRT dan maju ke babak selanjutnya. Namun satu group dengan Sudan, Mesir dan Israel. Presiden Soekarno secara tegas melarang Indonesia bertanding satu grup dengan Israel.

“Karena menurut Soekarno Israel adalah bangsa penjajah dan mengatakan “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” terang Guspardi.

Contoh lainnya pada gelaran Piala Dunia 2022 lalu, di saat Qatar dipercaya menjadi tuan rumah. Qatar ketika itu meminta syarat dihilangkannya simbol LGBT dan tidak adanya minuman keras di tempat terbuka berdasarkan ketentuan negaranya.

Negara kecil itu juga berani memboikot negara sekuat Rusia dalam turnamen World Cup 2022. Karena ia konsisten sebagai negara berdaulat yang lebih mengutamakan kepentingan dalam negerinya ketimbang tekanan dari negara besar mana pun. Dan FIFA mengabulkannya.

Oleh karena itu, Pemerintah bersama stake holder yang berhubungan dengan agenda piala dunia U-20 mesti melakukan langkah cerdas melalui pendekatan diplomasi dan memberikan pemahaman sehingga dapat meyakinkan FIFA tentang penolakan masyarakat Indonesia terhadap rencana kehadiran tim U-20 Israel.

Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara yang secara konstitusional menentang kolonialisme, diharapkan dapat menyodorkan solusi cerdas seirama dengan amanat konstitusi, sekaligus juga menunjukkan kedewasaan berdiplomasi di pentas dunia.

“Dan perlu ditunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara berdaulat yang tak mau didikte oleh negara lain atau pun federasi olahraga mana pun. Bukankah politik luar negeri Indonesia tunduk pada konstitusi dan diabdikan untuk sebesar-besarnya kepentingan nasional?,” pungkas Aggota Baleg DPR RI Guspardi Gaus. ***